Kisah Pengrajin Batik Binaan RAPP Raup Cuan dan Buka Lapangan Pekerjaan

Devi 13 Jan 2022, 11:07
Foto : Internet
Foto : Internet

RIAU24.COM -   Batik memiliki daya tarik tersendiri bagi masyakat Indonesia hingga mancanegara. Siapapun tentunya menyukai batik, dengan corak corak dan ukiran yang indah.

Apalagi kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan malam atau lilin yang merupakan bahan baku batik pada kain itu, pengolahannya dibuat secara manual dengan menggunakan tangan sang pengrajin.

Ketelatenan dan kesabaran dalam membatik pun terpatri layaknya seorang ibu yang sabar dalam merawat anaknya. Maka tidak heran juga jati diri perempuan Indonesia melekat pada cita rasa batik itu sendiri.

zxc1

Karena batik adalah rangkaian ribuan titik. Namun, usianya tidak hanya sesaat seperti saat mata canting meneteskan titik demi titik malam cair. Rangkaian itu sekaligus menyimpan seribu satu cerita, suka-duka, sedih-gembira, tangis-tawa. Pendeknya, setiap mata canting merekam setiap hela napas si pembatik dalam titik malam yang menetes.

Kalau yang sudah terampil, satu kain dapat diselesaikan dalam waktu satu bulan. Tetapi, bisa juga jadi lama, apalagi kalau hatinya sedang susah. Membatik itu kan seperti melukis juga.

Seperti yang diungkapkan pengrajin batik Siak di Kecamatan Dayun, May yang juga sebagai mitra binaan PT Riau Andalan Pulp and Paper (PT RAPP) mengatakan, membatik itu bukan hanya bekerja. Membatik juga melibatkan batin si pembatik. Jika ingin menghasilkan batik tulis yang halus, hati si pembatik tidak boleh gundah, curiga, dan menyimpan prasangka atau menyimpan niat untuk mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari karya itu.

”Selain niat, batin harus tulus. Tidak bisa membatik dengan rasa hati selalu dikejar-kejar. Membatik itu dari hati," katanya.
Dari hasil keuletan membatik tersebutlah, lantas May ditawarkan oleh PT RAPP untuk menjadi Mitra. Dimana PT RAPP memberikan bantuan dan binaan bagi May agar batiknya tidak hanya dikenal di kalangan masyakat Siak, namun keseluruh daerah di Indonesia.

May, yang menerima tawaran menjadi Mitra PT RAPP lalu, ikut serta dalam pelatihan yang diberikan dan may juga mulai memasarkan batiknya di beberapa tempat. Hasilnya batiknya banyak disukai, dan banyak dibeli.

Saat ini, corak batiknya sudah mulai dikenal oleh berbagai daerah dan dipasarkan baik didalam maupun luar daerah.  Ia pun mulai meraup keuntungan luar biasa dan juga mampu membuka lapangan pekerjaan dari membatik.

Ia mengatakan, bahwa saat untuk sudah ratusan kain batik yang dijual di pasaran, baik dalam dan luar daerah.

zxc2
 
"Dulu, saya hanya menjual hasil karya batik ini, didalam daerah saja, namun sekarang hasil karya batik Siak saya, dijual di berbagai daerah. Dan dibantu dan di bimbing oleh PT RAPP dalam memasarkannya," ungkapnya.

Ia juga menceritakan bahwa awalnya ia tidak memiliki modal apapun, namun karena memiliki kemauan yang tinggi dan menekuni usaha batik tulis, May yang awalnya hanya berkerja sendiri sekarang sudah memiliki 6 orang karyawan dan omzet yang diraupnya bisa mencapai jutaan rupiah per bulan.

Soal awal mula merintis usaha batik, May mengaku belajar dari otodidak saja. Usaha batik mulai serius ditekuninya ketika memperoleh bantuan dari PT RAPP. Ia memperoleh fasilitas pinjaman modal usaha untuk memajukan usaha batiknya dari modal.

Tak hanya memperoleh modal, May juga memperoleh pelatihan membatik dan cara mengembangkan usahanya. Ia berharap usaha batiknya akan terus dibina dalam pemasarannya. Ini karena ia memimpikan usaha batiknya bisa menjajal pasar ekspor.

Sementara itu Manager Operasional Community Development PT RAPP, Sundari Berlian menyampaikan pihaknya memberikan dukungan kepada semua pengrajin batik kabupaten Siak.

"Ada beberap pelatihan yang kita berikan kepada para pengrajin batik, sekitar seminggu sehingga mereka bisa membatik lebih baik dalam pewarnaan dan mengawinkan motifnya agar lebih bervariasi. Kita juga berikan dukungan modal kerja dalam bentuk cap/cetakan," ujarnya.

Rapp terus melakukan pendampingan jika ada kendala seperti pewarnaan yang kurang pas, maka didatangkan orang yang lebih ahli membatik untuk diajari teknisnya seperti apa.

"Sekarang masih tapi karena sudah terjadi peningkatan sehingga sekarang tidak ada pendampingan rutin lagi karena sudah mampu berkembang," pungkasnya.