Berkenalan dengan Sejarah Yasinan dan Tahlilan yang Cuma Ada di Indonesia

Azhar 18 Feb 2022, 11:20
Ilustrasi. Sumber: Internet
Ilustrasi. Sumber: Internet

RIAU24.COM -  Berkat budaya, Islam masuk ke Indonesia tanpa adanya gesekan-gesekan, apa lagi peperangan.

Alhasil, akulturasi budaya dengan ajaran Islam tersebut menjadikan tradisi-tradisi sebelumnya malah termodifikasi.

Salah satunya adalah tradisi yasinan dan membaca tahlilan dikutip dari kurusetra.republika.co.id.

Tahukah jika tahlilan dan yasinan merupakan modifikasi dari tradisi mendoakan arwah leluhur? Awalnya tradisi ini berisikan rapalan mantra di era Kerajaan Demak.

Diawal-awal, tradisi ini dipakai untuk mendoakan para leluhur yang sudah meninggal dunia. Termasuk untuk mengirimkan rapalan mantra kental dengan penganut Kejawen.

Bahkan, awalnya ada syair legendaris dari Abu Nawas tentang merayu Tuhan yang digubah menjadi bahasa Jawa kemudian di sejumlah wilayah dilantunkan dari sohibul hajat.

Syair ini dilantunkan sembari menunggu sekaligus mempermudah jamaah mengetahui rumah mana yang menggelar acara Yasinan dan tahlil.

Ketika seseorang meninggal, arwahnya diyakini masih berada di sekitar rumah hingga tujuh hari, sebelum akhirnya pergi.

Arwah itu baru akan kembali di hari ke-40, hari ke-100, dan hari ke-1.000.

Alhasil, masyarakat kala itu yang percaya biasanya menyediakan ancak yang berisi makanan dan minuman serta kembang atau kemenyan di ruang tamu untuk arwah keluarganya.

Setelah Islam masuk, mantra-mantara kemudian digantikan lantunan bacaan ayat suci Alquran, dan Surah Yasin jadi pilihan.

Tradisi ini dilakukan untuk menggantikan kebiasaan masyarakat di era kala itu yang masih terikat dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, serta ajaran Hindu dan Budha.