Musuh dalam Selimut Era Politik Julius Caesar

Azhar 16 Mar 2022, 12:07
 Julius Caesar. Sumber: History of Yesterday
Julius Caesar. Sumber: History of Yesterday

RIAU24.COM -  Kehidupan Kaisar Roma, Julius Caesar berakhir di tangan sahabat dan kawan seperjuangan politiknya, Marcus Junius Brutus Caepio.

Bersama beberapa rekan senatornya yang lain, Brutus sukses membunuh Caesar pada 15 Maret 44 SM dikutip dari tirto.id.

Penghianatan ini terjadi lantaran Brutus merasa tidak puas melihat situasi dan kondisi Republik Roma di bawah kepemimpinan Caesar.

Caeras dianggap kaisar diktator yang kerap menerbitkan sejumlah undang-undang yang mengukuhkan kedudukan dan kekuasaannya dalam pemerintahan Monarki Absolut.

Aksi diawali ketika dua senator Cassius dan Casca melakukan provokasi pada Brutus.

Mereka berdua menghasut Brutus agar memimpin tim konspirator yang disebut sebagai Liberatores atau pembebas.

Setelah semua sepakat, disusunlah rencana untuk menggelar sidang Senator. Nantinya, di sana Caesar akan dipaksa membacakan sebuah petisi palsu yang mereka bikin sendiri.

Ketika Caesar hendak melewati Teater Pompey, para senator lain berhasil menggiringnya ke sudut ruangan yang bersebelahan dengan porsio timur.

Dalam ruang sidang, Caesar dengan cepat dikelilingi 60 senator yang masing-masing membawa belati di balik jubah mereka.

Para senator lalu memaksa Caesar membacakan petisi palsu tadi yang isinya meminta ia mengembalikan mandat kekuasaan.

Begitu Caesar membaca petisi tersebut, salah seorang senator, Publius Servilius Casca menarik lengan sang kaisar, lalu menikam lehernya dengan belati diikuti 23 senator lain termasuk Brutus.

Tikaman masih tak berhenti hingga akhirnya Sang Kaisar ambruk di lantai ruang majelis perundingan kerajaan, tepat di bawah patung Pompey lalu menatap Brutus dan berkata: Tu quoque, Brute, fili mi?