Jalan Poros Kembung Luar Hancur Disebabkan Dilewati Mobil Colt Diesel Bermuatan Capai 12 Ton

Dahari 19 May 2022, 02:12
Mobil mobil L300 yang terpuruk disebabkan hancurnya jalan poros Kembung Luar
Mobil mobil L300 yang terpuruk disebabkan hancurnya jalan poros Kembung Luar

RIAU24.COM -BENGKALIS - Warga mengeluhkan rusaknya sejumlah ruas jalan utama di Desa Kembung Luar Kecamatan Bantan. Kerusakan jalan tersebut diakibatkan banyaknya mobil bertonase berat yang lalu lalang mengangkut sawit dan pakan udang di desa tersebut.

Sejatinya kata sejumlah warga, jalan utama di desa mereka tidak layak dilewati mobil colt diesel dengan muatan 12 ton, namun sejumlah pemilik kebun sawit dan pemilik tambak udang hal itu tetap dilakukan.

“Kami tak bermaksud menghalangi-halangi investasi apapun yang masuk ke kampung kami, yang membangun tambak udang silahkan atau yang punya modal mau berkebun sawit juga silakan. Tapi ya tolong dimaklumi kondisi infrastruktur yang ada di kampung kami. Jalan yang kuat hanya beberapa ton dipaksakan sampai 12 ton,”ucap Wahyudi warga setempat mengeluhkan.

Kata Wahyudi, ramai juga warga kampung yang bertanam sawit, dan sewaktu panen mereka hanya menggunakan mobil L 300 untuk mengangkut sawit ke perusahaan PT Meskom atau ke seberang tidak menggunakan angkutan berat seperti Colt Diesel dengan muatan 12 ton.

“Kalau dah hancur jalan ni bukan mudah nak memperbaiki, nunggu perbaikan atau perawatan dari pemerintah juga sangat lama, masyarakat setempat juga yang harus turun tangan memperbaiki,"ujarnya lagi.

Untuk itu ujar Yudi, dirinya berharap pengertian dari para pengusaha Tambak Udang dan pemilik kebun sawit untuk melangsir pakal udang atau hasil panen dengan mobil L 300. Baru setelah sampai ke jalan rigid atau aspal goreng bisa dipindah ke mobil Colt Diesel.

“Sebetulnya kemarin kami sempat menegur juga mobil berat yag mengangkut pakan udang, dan mereka sudah berhenti di pertigaan atau batas terakhir aspal oreng, untuk kemudian melangsir muatan dengan mibil kecil. Tapi kemudian entah pemilik tambak atau pemilik mobil memerintahkan si sopir tetap menggunakan mobil berat,” kesal Yudi lagi.

Menurut Yudi, warga masyarakat masih beritikad baik dan berharap agar pengusaha tambak udang dan pemilik kebun sawit memaklumi kondisi yang ada, atau mereka memperbaiki jalan-jalan yang rusak akibat dilewati mobil berat.

“Kalau di kampung atau daerah lain mungkin akan ada reaksi keras dari masyarakat jika kondisi yang sama terjadi, kami masih berharap pengertian para pengusaha untuk memahami kondisi ini. Mohon angkutanya dilangsir sampai batas jalan aspal goring jangan dipaksakan masuk ke kampong, karena sudah banya yang rusak parah,”pungkasnya.