Selain Penjajah, Pangeran Diponegoro Juga Menghadapi Peristiwa yang Menakutkan Seperti Ini

Azhar 19 Jun 2022, 08:56
Ilustrasi. Sumber: Internet
Ilustrasi. Sumber: Internet

RIAU24.COM - Penjajah dan pandemi kolera menjadi musuh yang harus dilawan di masa-masa perjuangan Pangeran Diponegoro.

Wabah kolera dilaporkan pertama kali terjadi pada April 1821 dikutip dari sindonews.com.

Kala itu, kondisi di pedesaan Jawa selatan - tengah terus memburuk. Alasannya karena ratusan ribu masyarakat yang terkena paparannya meninggal dunia dengan cepat.

Diperparah panen padi yang kurang memuaskan dan krisis dalam industri gula pribumi.

Pada awal 1821, situasi semakin parah karena gagalnya panen di banyak tempat lantaran kemarau panjang yang tidak biasanya terjadi. Di Pacitan dilaporkan wabah kolera menyebabkan banyak penduduk terjangkit dan memakan banyak korban.

Penduduk yang sudah dalam kondisi lemas karena kurangnya bahan pangan lantas, diperparah terkena kolera yang menyebabkan begitu banyaknya warga yang meninggal dunia.

Setiap hari bahkan ada saja petani yang harus diangkat dari perkebunan lada dan kopi karena meninggal kelelahan dan menderita demam.

Memasuki bulan November petugas pengawas Hindia Belanda menulis tentang demoralisasi total di kalangan pekerja pribuminya banyak di antara mereka terancam hidupnya dan hanya bisa mengandalkan makan akar - akaran dan daun-daunan.

Puncaknya terjadi antara bulan April - Agustus 1821 wabah kolera benar-benar begitu ganas.

Sanitasi yang buruk menjadi penyebab pandemi ini. Dikutip dari tirto.id, penyakit ini mudah mewabah karena lingkungan kotor dan sanitasi yang buruk.

Kebanyakan rumah kala itu tak memiliki kakus atau kamar mandi. Diperparah dengan kualitas air tanah dan kanal yang sudah menurun sejak seabad sebelumnya.

Ini karena segala limbah dan kotoran yang dihasilkan manusia dibuang begitu saja ke kanal-kanal. Kondisi kanal juga makin rusak gara-gara gelontoran limbah penggilingan tebu hingga penyulingan arak.

Situasi pandemi ini baru berhasil diberantas dengan deteksi dini, pola hidup sehat, dan vaksinasi.