Singapura Konfirmasi Satu Kasus, Kemenkes RI Pastikan 1 Suspek di Indonesia Bukan Cacar Monyet

Hilda Sari Wardhani 23 Jun 2022, 08:54
Cacar monyet konfirmasi di Singapura, semakin dekat Indonesia dan Kemenkes angkat bicara
Cacar monyet konfirmasi di Singapura, semakin dekat Indonesia dan Kemenkes angkat bicara

RIAU24.COM - Perkembangan kasus infeksi cacar monyet atau monkeypox saat ini semakin meningkat. Awal mula penyakit ini dikabarkan berasal dari Afrika dan saat ini meluas hingga Singapura.

Kementerian Kesehatan Singapura resmi mengumumkan satu kasus cacar monyet yang terkonfirmasi.

Pasien itu adalah seorang lelaki inggris berusia 42 tahun yang bekerja sebagai pramugara pesawat.

Menurut informasi yang dikutip melalui wowkerencom, Pasien tersebut sempat berada di Singapura pada 15-17 Juni 2022. Kemudian pada ia juga terbang keluar-masuk Singapura. Dan Pada 20 Juni, ditetapkan positif terinfeksi cacar monyet.

Menurut laporannya, pasien tersebut telah dirawat di National Center for Infectious Diseases (NCID) Singapura.

Hingga Selasa (21/6/2022) di Singapura sudah ada 13 orang yang teridentifikasi sebagai kontak dekat kasus cacar monyet. 13 orang tersebut dilakukan karantina selama 21 hari untuk melihat perkembangannya.

Sementara itu, di Indonesia sempat dilaporkan adanya kasus dugaan cacar monyet telah ditemukan di Singkawang Kalimantan Barat. Namun hal tersebut telah dibantah oleh Kementerian Kesehatan.

Kemenkes mengatakan bahwa warga yang suspek di Singkawang tersebut bukanlah terjangkit cacar monyet melainkan terinfeksi Varicella atau cacar air biasanya.

"Bukan cacar monyet ya, tapi Varicella. Diagnosa akhir dari dokter RS Sudarso adalah Varicella," ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu dikutip melalui CNNIndonesia.com, Kamis (23/6/2022).

Pada pasien dugaan tersebut telah dilakukan identifikasi sejak tanggal 9 Juni hingga 13 Juni dan ditemukan kesimpulan pasien tidak pernah terjangkit cacar sebelumnya. Selain itu, tidak ditemukan pula catatan memiliki riwayat perjalanan ke luar kota maupun kontak langsung dengan keluarga yang rutin bepergian.

Pasien tersebut telah menjalani pemeriksaan fisik maupun laboratorium.*