Venus Menjadi Planet Terpanas, Ilmuwan Yakin Dulu Planet Ini Berpenghuni?

Hilda Sari Wardhani 24 Jun 2022, 10:26
Ilustrasi planet Venus/net
Ilustrasi planet Venus/net

RIAU24.COM - Venus merupakan planet terdekat kedua dari matahari dan tetangga terdekat bumi ternyata tidak bisa menjadikan tempat kehidupan selanjutnya.

Atmosfer di planet ini korosif sangat panas dan benar-benar beracun. Namun belakangan menemukan pada jutaan tahun lalu, Venus mungkin saja berpenghuni.

Menurut penemuannya, sekitar 700 juta tahun lalu peristiwa misterius yang terjadi mungkin saja telah merubah Venus seperti sekarang ini.

Para astronom mengaku, mereka tidak dapat melihat permukaan planet ini secara langsung karena terlihat lapisan awal yang tebal. Tetapi, misi luar angkasa yang telah dikirim ke planet ini menemukan bahwa planet panas tersebut diselimuti oleh gunung berapi, pegunungan besar, banyak kawah dan lubang magma yang besar.

Temperatur di planet ini benar-benar tinggi sehingga bisa melelehkan timbal dan tekanan atmosfer yang begitu besar dapat menghancurkan makhluk apapun yang nekat menginjakkan kaki diatasnya.


Sumber: internet

Atmosfer planet ini dipenuhi dengan awan yang mengandung asam sulfat yang baunya lebih parah daripada telur busuk. Atmosfer tersebut menghasilkan efek rumah kaca yang sangat kuat.

Udara dan permukaan planet Venus terdiri dari 97% karbondioksida bersuhu 462 derajat celcius dan memiliki ratusan gunung berapi.

Planet Venus dulu berpenghuni?

Dalam teori terbaru para ilmuwan mengklaim bahwa mungkin saja Venus memiliki iklim yang ramah dan stabil pada milyaran tahun lalu sebelum segalanya berubah. 

Para astronom melakukan riset dan membangun model virtual dunia seperti Venus. Model ini mendemonstrasikan hampir seluruh sejarahnya, faktanya planet tersebut terlihat seperti Bumi di awal masa kehidupan.

Menurut teori utama yang menghubungkan perubahan drastis Venus dengan peristiwa geologi besar yang membuat 80 persen bagian planet ini membentuk permukaan baru.

Selain itu, selama kekacauan tersebut seharusnya magma dalam jumlah besar mulai meluap dan melepaskan berton-ton CO2 dikenal sebagai karbondioksida ke atmosfer.

Tetapi di Venus magma mengeras di permukaan planet menutup batuan dengan lapisan tebal sehingga tidak dapat ditembus dan penghalang ini mencegah batuan menyerap CO2. Atmosfer Venus seketika menjadi 90 kali lebih padat daripada atmosfer bumi.

Tidak heran bersamaan dengan  karbondioksida yang sangat banyak membuat efek rumah kaca. Akibatnya, temperatur meningkat hingga 462 derajat celcius.

Hal yang paling mengerikan, banyak radiasi matahari mulai menghantam Venus sehingga tidak dapat menjaga air di permukaannya lagi. 

Semua itu menyebabkan tidak ada kehidupan yang bertahan di planet tersebut.

Para ilmuwan hampir yakin, sebelum titik balik bencana itu mungkin saja ada kehidupan di planet Venus

Namun sebelum mengkonfirmasi hal tersebut, para ilmuwan harus mengingat hal penting terkait kejadian apa yang sempat terjadi dan memahami apakah bencana yang menyebabkan perubahan drastis pada venus adalah satu-satunya peristiwa yang terjadi atau sejumlah peristiwa yang berlangsung selama milyaran tahun.

Kondisi kedua para astronom harus mencari tahu memiliki air dulunya yang bisa terkondensasi seperti terbentuknya awan atau tumbuhnya rerumputan.

Para ilmuwan yakin Venus bisa kembali normal

Para ilmuwan tidak menyangkal bahwa suatu hari nanti, planet panas tersebut bisa bertransformasi lagi. Menurut mereka karena Venus pernah memiliki iklim stabil sebelumnya, ada kemungkinan hal itu terulang kembali.

Jika manusia membuat sedikit rekayasa lingkungan disana peluangnya akan tetap ada. Hal ini dapat dibuktikan setelah riset lanjutan dilakukan dan mengirimkan lebih banyak misi untuk menjelajahi Venus.

Dengan demikian, para ilmuwan bisa memahami evolusi  dan sejarah planet tersebut dengan lebih baik.

Penjelasan ini dikutip dari sebuah akun TikTok @fakta_kehidupan.*