Sekutu Vladimir Putin: London akan Dibom Pertama Kali Jika Perang Dunia III Meletus

Amastya 26 Jun 2022, 12:28
Ilustrasi /pexels
Ilustrasi /pexels

RIAU24.COM - Salah satu sekutu yang dekat denga Presiden Rusia, Vladimir Putin telah mengklaim bahwa London akan dibom terlebih dahulu sebagai target potensial NATO jika Perang Dunia III meletus.

Andrey Gurulyov, anggota komite pertahanan parlemen Rusia, membuat pernyataan mengerikan ini ketika berbicara dengan media TV Channel 1.

Dia sedang mendiskusikan bagaimana kemungkinan invasi skala penuh terhadap negara-negara Baltik NATO akan berhasil, lapor surat kabar Metro yang berbasis di Inggris.

“Kami akan menghancurkan seluruh kelompok satelit luar angkasa musuh selama operasi udara pertama,” kata letnan jenderal Gurulyov, seorang komandan senior yang sekarang mewakili Rusia Bersatu, partai politik utama pro-Vladimir Putin.

Langkah untuk mengebom Inggris terlebih dahulu sebagai anggota NATO akan memicu klausul lima aliansi militer dan mungkin mengarah pada Perang Dunia Ketiga.

Pasal 5 menyatakan bahwa jika Sekutu NATO menjadi korban serangan bersenjata, setiap anggota Aliansi lainnya akan menganggap tindakan kekerasan ini sebagai serangan bersenjata terhadap semua anggota dan akan mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk membantu Sekutu yang diserang.

“Tidak ada yang akan peduli apakah mereka orang Amerika atau Inggris, kita akan melihat mereka semua sebagai NATO. Kedua, kami akan memitigasi seluruh sistem pertahanan anti-rudal, di mana saja dan 100 persen. Ketiga, kami tentu tidak akan memulai dari Warsawa, Paris atau Berlin,” katanya.

“Yang pertama terkena adalah London. Sangat jelas bahwa ancaman terhadap dunia berasal dari Anglo-Saxon,” tambahnya.

Dia mengatakan invasi ke negara-negara Baltik adalah satu-satunya cara untuk mencegah Barat memblokade Kaliningrad, semi-eksklave Rusia antara Lituania dan Polandia.

Gurulyov mengatakan Eropa Barat akan terputus dari pasokan listrik yang katanya juga akan dihancurkan dan dilumpuhkan.

“Pada tahap ketiga, saya akan melihat apa yang akan dikatakan AS kepada Eropa Barat tentang melanjutkan perjuangan mereka dalam cuaca dingin, tanpa makanan dan listrik,” lanjutnya. “Saya bertanya-tanya bagaimana mereka (AS) akan berhasil pada situasi tersebut,” ungkapnya.

“Ini rencana kasarnya, dan saya sengaja mengabaikan momen-momen tertentu karena tidak akan dibahas di TV,” jelasnya dengan misterius.