Komunitas Muslim Australia Sebut Twitter Gagal Mengambil Tindakan Terhadap Akun yang Membawa Kebencian

Amastya 27 Jun 2022, 10:43
Logo Twitter /pexels
Logo Twitter /pexels

RIAU24.COM Komunitas Muslim yang tinggal di Australia menuduh Twitter gagal mengambil tindakan terhadap akun-akun yang membawa kebencian di platformnya.

Mengutip manifesto ekstremis yang membunuh 77 orang di Norwegia pada 2011, sebuah kelompok advokasi komunitas telah mengajukan pengaduan terhadap Twitter ke Komisi Hak Asasi Manusia Queensland.

Kelompok tersebut mengklaim bahwa sebagai platform publikasi, Twitter bertanggung jawab atas konten yang diposting oleh akun sayap kanan terkait dengan insiden di Norwegia.

Komentar di akun tersebut menyebut Islam sebagai berikut, ‘sekte yang paling kejam dan sesat secara seksual’, ‘Ramadhan berarti membunuh orang-orang kafir,’ dan menuduh bahwa Al-Qur’an harus disebut sebagai ‘buku pegangan teroris’.

Komentar ini belum dihapus oleh Twitter meskipun ada beberapa permintaan dari komunitas Muslim di Australia yang menyebut platform tersebut diskriminatif karena menolak mengambil tindakan terhadap konten kebencian.

Menanggapi permintaan komunitas, Twitter mengatakan akun sayap kanan dinilai konsisten dengan kebijakan mereka.

''Kami terlibat dengan Twitter selama lebih dari setahun dengan contoh yang sangat mengejutkan. Gambar laki-laki Muslim dengan senjata yang didorong ke dalam mulut mereka dan gambar Muslim digambarkan sebagai monyet dan manusia gua mengejar orang dengan pisau,'' kata Rita Jabri Markwell, seorang pengacara jaringan dikutip dari The Guardian.

“Kami ingin Twitter bertanggung jawab atas platform mereka. Seharusnya tidak diserahkan kepada orang biasa untuk memantau platform mereka untuk mereka, ”tambahnya.

Dalam sebuah putusan tahun lalu, pengadilan tinggi Australia menemukan perusahaan media dapat bertanggung jawab atas komentar pihak ketiga pada posting media sosial mereka dalam kasus Dylan Voller.