Kengerian Pemerintah Thailand Saat Bantai Mahasiswa Tahun 1976

Azhar 30 Jun 2022, 09:27
Aksi pembantaian di Bangkok 1973. Sumber: Internet
Aksi pembantaian di Bangkok 1973. Sumber: Internet

RIAU24.COM - Usai dicurigai menghalangi dan mengancam pemerintahaan, pemangku kebijakan di Thailand membantai mahasiswanya sendiri.

Semua diawali aksi demonstrasi mahasiswa di Bangkok pada 14 Oktober 1973 untuk mendongkel diktator Thanom Kittikachorn.

Hal ini kemudian menginspirasi gerakan serupa pada pekan awal Oktober 1976 dikutip dari viva.co.id.

Unjuk rasa dilakukan untuk menolak kembali Thanom ke Thailand pada 19 September 1976 usai mengasingkan diri di Singapura.

Thanom yang sangat anti-komunisme saat itu meminta bantuan Amerika Serikat yang saat itu memang sedang menjalankan kebijakan anti-komunis di Indocina.

Bantuan pun diberikan dengan pendirian basis-basis militer Amerika Serikat di Thailand.

Dimulai pada tahun 1963, ia kemudian terpilih lagi menjadi Perdana Menteri pada pemilu yang diselenggarakan pada tahun 1969.

Namun kepopulerannya menurun dengan semakin meningkatnya kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia dengan dalil mengurangi komunisme dan budaya Korupsi dan Nepotisme.

Pada 25 September, dua orang aktivis memasang foto anti-Thanom. Tak lama, kedua orang ini tewas dan digantung di tembok oleh polisi Thailand.

Aksi ini membuat demonstran berang. Pada 4 Oktober, di Universitas Thammasat menggelar teatrikal penggantungan tersebut dengan maksud menyindir polisi.

Tanpa bukti, tentara langsung menuduh para mahasiswa di Universitas Thammasat menghina monarki, melanggar lese-majeste (hukum yang melindungi anggota kerajaan) sekaligus melayangkan perintah untuk segera membunuh mereka yang disebut komunis.

Hasilnya dapat ditebak. Dari mulai polisi, militer, dan paramiliter Thailand langsung memblokir akses keluar masuk Thammasat University.

Mereka menembak mahasiswa pada 6 Oktober 1976 dini hari dengan menggunakan senjata mematikan seperti senapan mesin, pistol, dan peluncur granat.

Yang disayangkan, seorang pelajar yang menyerahkan diri malah ditembak mati oleh aparat. Setelah perintah dikeluarkan dari tembakan dikeluarkan oleh Kepala Kepolisian Bangkok, kampus diserbu oleh aparat.

Pelajar serta mahasiswa yang ketakutan lalu menceburkan diri ke Sungai Chao Phraya.

Namun, kapal-kapal milik Angkatan Laut telah menanti dan segera menembak mati mereka.

Beberapa di antaranya lalu menyerah. Mereka yang menyerah dipukuli dan disiksa sampai mati. Sebagian dari mereka digantung di pohon dan dipukuli hingga tewas. Beberapa lainnya ditembak mati.

Lain mahasiswa, lain pula peruntukan untuk mahasiswi. Aparat polisi memperkosa mereka. Tak terkecuali bagi mereka yang telah meninggal.

Pembantaian baru berhenti ketika hujan badai mengguyur Bangkok.