Inilah 9 Keanehan Visa 46 Calon Haji Furoda Indonesia yang Dideportasi Arab Saudi

Amastya 6 Jul 2022, 08:19
Mantan Dubes RI untuk Arab Saudi, Agus Miftah Abegebriel/Istimewa/okezone.com
Mantan Dubes RI untuk Arab Saudi, Agus Miftah Abegebriel/Istimewa/okezone.com

RIAU24.COM - 46 Jemaah calon haji furoda Indonesia dideportasi dari Arab Saudi karena memiliki visa asing. Diketahui sebelumnya, para jemaah ini menggunakan travel gadungan sehingga mereka memiliki visa palsu atau ilegal.

Travel yang digunakan oleh jemaah tersebut adalah dari perusahaan PT Alfatih Indonesia Travel. Perusahaan ini beralamat di Bandung, Jawa Barat. Travel tersebut tidak terdaftar dalam izin kemenag sehingga tidak bisa menerbitkan visa mujamalah khusus haji.

Sehingga, pihak travel menggunakan cara ilegal untuk mendapatkan visa untuk jemaah dari Malaysia dan Singapura. Namun, hal ini tidak diterima oleh Arab Saudi karena data visa dan paspor tidak sesuai.

Merespon ihwal tersebut mantan Duta Besar RI untuk Arab Saudi yakni, Agus Maftuh Abegebriel angkat bicara.

Agus mengungkapkan terdapat sembilan kejanggalan di visa 46 calon Haji Furoda asal Indonesia setelah dideportasi oleh Pemerintah Arab Saudi.

Menurutnya, visa tersebut diduga palsu dan merupakan hasil editan menggunakan aplikasi editing Adobe Photoshop.

"Dokumen yang dipakai oleh 46 CJH (Calon Jamaah Haji) adalah visa palsu alias visa produk software adobe photoshop atau adobe illustrator,"kata Agus pada Selasa (5/7/2022) dikutip dari laman haji.okezone.com.

"Arab Saudi tidak pernah menerbitkan visa haji dengan format dan model aneh seperti itu," lanjutnya.

Agus juga mengaku heran dengan 46 calon jamaah haji furoda tersebut yang dapat lolos dengan mudah hingga tiba ke bandara jeddah Arab Saudi. Sebab mengecek keaslian visa menurutnya sesuatu hal yang mudah.

"Kok bisa terbang ya? Apa di Bandara tidak ada yang cek validasi visa? Sebenarnya mudah sekali mengenali visa haji asli dan palsu dilihat dari karakteristiknya,"tutur Agus.

Pria yang merupakan staf pengajar UIN Sunan Kalijaga ini menjelaskan selama dirinya bertugas di Arab Saudi kurang lebih enam tahun, pemerintah Arab Saudi tidak mengenal istilah visa furoda, tetapi visa mujamalah (courtesy visa) yang diperuntukkan untuk tamu kehormatan raja.

Berikut sembilan kejanggalan dan keanehan pada visa 46 calon haji furoda asal Indonesia yang disebutkan oleh Agus:

1. Nomor visa terdiri dari 11 digit, seharusnya visa mujamalah terdiri dari 10 digit.

2. Barcode pada visa palsu sangat aneh dan tidak terbaca oleh sistem.

3. Jumlah kolom berbeda dengan visa haji yang original.

4. Tidak ada watermark (potongan ayat Al-Qur'an surat Al-Hujurat;13 ditulis dengan gaya 'tsulusi' melingkar, di tengah-tengah ada lambang kurma dan pedang).

5. Font berbeda dengan yang original. Visa original memakai font 'kufi' style kotak.

6. Ada kolom 'entry type' yang tidak pernah dikenal dalam visa haji yang dikeluarkan oleh Kerajaan Arab Saudi. Entry type ini biasanya dipakai untuk visa kunjungan, visa bisnis dan juga visa wisata (siyahah) yaitu single entry (masuk sekali) dan multiple entry (masuk beberapa kali).

7. Ada kolom berisi 'code' yang juga tidak pernah dikenal di visa haji original.

8. Tidak ada kolom 'Hajj Company' dan nama Muassasah.

9. Tidak ada kolom local services (al-hidmah al-maidaniyyah) dan tidak ada border number (raqm al-hudud).

Dengan demikian, Agus membenarkan bahwa visa palsu itu merupakan produk modifikasi yang diambil dalam format sampel visa Arab Saudi. Yang mana format tersebut sering digunakan untuk melakukan wisata (siyahah) dan visit (ziarah).