Usai Puncak Haji 2022: 15.000 Jemaah Indonesia Alami Batuk Pilek

Amastya 14 Jul 2022, 09:21
Ilustrasi /okezone.com
Ilustrasi /okezone.com

RIAU24.COM - Setelah puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), sebanyak 15.000 jemaah haji Indonesia mengalami batuk dan pilek. Dilaporkan penyakit tersebut mendominasi jemaah haji usai Armuzna.

"Per hari ini sekitar 15.000 orang batuk pilek itu yang mendominasi," kata Budi Sylvana selaku Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan di KKHI Makkah, Selasa (12/7/2022) dikutip haji.okezone.com.

Jemaah haji Indonesia diminta untuk mematuhi protokol kesehatan (prokes) dengan menggunakan masker. Budi mengatakan faktor kelelahan akibat puncak haji dan cuaca panas yang memicu fisik jemaah haji bisa terkuras.

"Itu yang terus kita imbau, edukasi kepada jemaah agar mau menggunakan masker itu lumayan memproteksi jemaah dari penyakit terutama batuk pilek," ujarnya.

Budi melaporkan, usai Armuzna penyakit yang dialami jemaah haji mulai bergeser dari hipertensi dan penyakit jantung, kini didominasi oleh batuk dan pilek.

"Sekarang sudah bergeser batuk pilek mendominasi jadi lima terbesar di Arab Saudi," ucapnya.

Sekedar informasi, puncak ibadah haji memang ibadah yang membutuhkan fisik dan stamina yang kuat.

Proses ibadah yang dilakukan kurang lebih selama 6 hari dari keberangkatan ke Arafah untuk wukuf, kemudian mabit di Muzdalifah dan lempar jumrah di Mina membuat beberapa jemaah tumbang, ada yang dirawat hingga meninggal dunia.

Selanjutnya, pelaksanaan ibadah haji bergeser dari Mina kembali ke Masjidil Haram. Para jemaah haji akan melakukan tawaf ifadah maupun tawaf wada. Jemaah haji Indonesia disarankan untuk tetap memakai masker selama melaksanakan ibadah di tempat orang banyak berkumpul seperti Masjidil Haram.

"Prokes yang lain itu karena cuaca dan kelelahan faktor itu menyebabkan kesehatan jemaah menurun. Gampang batuk pilek apalagi kalau tidak gunakan masker," tukasnya.***