Ini Laga Paling Keji dan Brutal Sepanjang Sejarah Piala Dunia

Azhar 29 Jul 2022, 15:15
Batle of Santiago. Sumber: The Irish Time
Batle of Santiago. Sumber: The Irish Time

RIAU24.COM - Perhelatan Piala Dunia nyata-nyatanya tak selalu menyajikan pertandingan yang indah.

Laga Piala Dunia juga pernah menghadirkan fakta yang tak patut untuk ditiru. Salah satu yang paling dikenal adalah peristiwa Piala Dunia 1962 Cile atau Battle of Santiago dikutip dari bolasport.com.

Laga tersebut mempertemukan Cile melawan Italia di Estadio Nacional.

Baru 12 detik laga berjalan, wasit yang memimpin pertandingan, Ken Aston, sudah meniup peluit karena terjadi pelanggaran pertama.

Memasuki menit kedelapan, pemain Italia, Giorgio Ferrini, diusir dari lapangan karena melakukan pelanggaran keras ke Honorino Londa.

Tensi laga semakin panas. Sesaat sebelum turun minum, pemain Cile , Leonel Sanchez, dilanggar di sayap kiri oleh Mario David. Sanchez yang tak terima malah memberikan bogem mentah ke wajah David.

Wasit Aston mengabaikan pukulan Sanchez kepada David, yang kemudian dibalas tak lama kemudian ketika David menendang kepala Sanchez.

Hasilnya, David dikeluarkan dari lapangan oleh Aston, sementara Sanchez tetap melenggang bebas. Sanchez kala itu masih bisa melanjutkan permainan meski tertangkap basah meninju kapten Italia, Humberto Maschio.

Syahdan, dengan dua pemain diusir. Kondisi itu membuat Italia hanya bermain dengan sembilan pemain dan mengakhiri laga dengan kekalahan 0-2 dari Cile.

Seusai laga pertarungan belum berakhir. Cile dan Italia, saling lempar tuduhan sebagai pihak yang bersalah atas brutalnya laga.

Jorge Pica, seorang anggota senior federasi sepak bola Cile, menuduh bahwa Italia menggunakan doping. Tuduhan tak mendasari itu dibalas Italia dengan menyebut timnas Cile sebagai kanibal. Tensi panas semakin tak terelakkan.

Dari peristiwa itu muncul kebencian antara Cile dan Italia. Dibuktikan ketika Cile melarang orang Italia masuk ke bar, restoran, dan supermarket mereka.

Sementara di Italia, kantor konsulat Cile di Roma harus dijaga oleh pasukan tentara karena mendapatkan ancaman.