Awas Jika Tak Ingin Sial! 3 Pantangan di Malam 1 Suro Bagi Masyarakat Jawa

Zuratul 29 Jul 2022, 15:24
Ilustrasi/cnnindonesia
Ilustrasi/cnnindonesia

RIAU24.COM - Tradisi dalam menyambut pergantian tahun baru Islam atau tahun baru Jawa, terdapat beberapa pantangan yang biasanya sangat dilarang dilakukan oleh masyarakat Jawa.

Malam pergantian tahun baru Islam sering disebut sebagai malam 1 Suro bagi adat masyarakat Jawa.

Terdapat beberapa pantangan yang tak sebaiknya dilakukan selama malam 1 Suro. Satu diantaranya pantangan menggelar pernikahan. Dan banyak yang memilih utuk tidak mengabaikan.

Seperti yang dikutip dari okezone, berikut larangan selama malam 1 Suro bagi adat Jawa:

Tidak Boleh Keluar Rumah

Dalam adat masyarakat Jawa, pantangan yang harus dilakukan saat Malam 1 Suro, yakni tetap di rumah atau tidak diperbolehkan keluar rumah.

Hal ini lantaran saat pergantian malam yang terjadi dalam kepercayaan Jawa dipercaya bahwa banyak sekali makluk-makluk gaib yang berkeliaran di bumi.

Dengan adanya kepercayaan tersebut, warga Jawa dihimbau berada di dalam rumah untuk menghindari hal yang tidak diinginkan terjadi.

Menggelar Pernikahan

Pantangan lainnya di malam 1 Suro adalah tidak diperbolehkannya menggelar pernikahan. Konon katanya jika tetap nekat menggelar pernikahan, maka dipercaya akan mendapatkan kesialan dalam hidupnya.

Pindah Rumah

Pindahan atau pindah rumah juga menjadi salah satu larangan selama malam 1 Suro bagi masyarakat Jawa.

Pada umumnya, melakukan hal-hal tertentu masyarakat Jawa akan melihat pertimbangan berdasarkan kelender primbon.

Berdasarkan buku berjudul Misteri Bulan Suro: Perspektif Islam Jawa (2010) karya Mmuhammad Solikhin, penyebab bulan Suro di masyarakat Jawa dianggap sakral dan mistis karena pengaruh budaya kraton.

Pihak Kraton sering mengadakan upacara dan ritual penting saat peringatan Malm 1 Suro. Tradisi itu pada akhirnya diwariskan ke masyarakat dan generasi berikutnya.

Sekedar informasi, nilai yang terkandung dalam tradisi malam 1 Suro dari masyarakat Jawa maupun bulan Muharram dalam Islam ini memiliki kesamaan yakni mengucapkan rasa syukur, mendekatkan diri kepada pencipta dan mengingat leluhur dan orang yang dituakan.

(***)