Tradisi Aneh di Afrika, Ritual Malam Pertama Jadi Tontonan Keluarga

Devi 4 Sep 2022, 21:40
Foto : Internet
Foto : Internet

RIAU24.COM - Meskipun terdengar aneh bagi sebagian orang, namun ini adalah norma budaya tertentu yang diterapkan di Afrika.

Berikut beberapa ritual malam pertama di Afrika yang mungkin belum Anda ketahui seperti dilansir dari m.vk.com, Minggu, 4 September 2022.

Pernikahan Tradisional suku Swahili
Pernikahan tradisional suky Swahili cukup rumit, karena kedua calon pengantin tidak bertemu sampai malam pernikahan mereka.

Sebagai bagian dari persiapan pra-pernikahan, seorang wanita lanjut usia, atau biasa disebut Somo , akan melatih pengantin wanita tentang cara memuaskan suaminya atau menjadi istri yang baik.

Somo kadang - kadang bahkan bersembunyi di bawah ranjang pernikahan sementara pengantin baru melakukan ritual malam pertama mereka. 

Hal ini dilakukan agar malam pertama keduanya berlansung dengan sukses, dan kedua pengantin mengalami klimaks.

Somo kemudian akan mengkonfirmasi kedua belah pihak pengantin, bahwa malam pengantin telah terjadi dengan memuaskan dan Somi akan memamerkan seprei untuk membuktikan bahwa pengantin wanita itu perawan.

Setelah itu kedua pengantin akan diisolasi selama sekitar tujuh hari.

zxc1

Pernikahan tradisional di antara suku Berber
Ini terutama kebiasaan di antara orang-orang Berber di Afrika Utara. 

Pasangan yang baru menikah akan mewujudkan malam pertama mereka bersama sepasang pengantin yang baru menikah lainnya.

Dan ritual malam pertama akan dilakukan di dalam sebuah kamar bersama-sama.

Dengan pengalaman bersama ini, kedua pasangan akan belajar seni bercinta dan terbiasa satu sama lain. 

Pasangan yang baru menikah kemudian akan tinggal bersama pasangan lain selama lima hari. 


Pada hari terakhir, seprai dari malam pertama mereka sebagai pasangan suami istri juga dibawa ke perangkat desa, sebagai bukti keperawanan pengantin wanita sebelum pernikahan.


Pernikahan tradisional di Maroko
Di beberapa bagian Maroko, pengiring pengantin wanita biasanya hadir selama perayaan pasca-pernikahan. 

Setelah upacara pernikahan, pengantin wanita Maroko akan diangkat di atas bantal atau meja melingkar dan pengantin pria di pundak teman-temannya.

Keduanya kemudian akan dibawa ke kamar pengantin di mana mereka akan melakukan ritual malam pertama mereka. 

Pihak mempelai wanita akan berkeliaran didalam kamar untuk menyaksikan detik-detik hilangnya keperawanan sang pengantin wanita.

Tak hanya itu, pengiring pengantin kadang-kadang bahkan tinggal di dalam kamar untuk benar-benar menyaksikan ritual malam pertama pasangan tersebut.

Mereka kemudian akan memeriksa seprai untuk melihat apakah ada bercak darah, demi memastikan keperawanan sang pengantin wanita. 

Setelah itu, pasangan tersebut kemudian akan menuju ke rumah baru mereka.

zxc2

Pernikahan tradisional di Ethiopia
Di Ethiopia, keperawanan adalah masalah besar di masyarakat. 

Setelah perkenalan keluarga, pembayaran mahar, diikuti dengan musik dan tarian, pengantin wanita harus membuktikan keperawanannya pada malam pernikahan atau menghadapi konsekuensinya.

Pada zaman dahulu, untuk melakukan ini, pengantin wanita harus membawa selendangnya ke kamar pengantin dan diletakkan diatas seprai, sebagai bukti bahwa dia masih perawan.

Sementara itu, ibu mertua dan pendamping suaminya harus menunggu di luar, sementara keduanya berhubungan seks untuk pertama kalinya.

Jika tidak ada bukti keperawanan, suaminya dapat mencambuknya atau bahkan mengirimnya kembali ke keluarganya dan kemudian harus mengembalikan maharnya.

Tetapi jika ada bukti bahwa dia masih perawan, perayaan pesta pernikahan akan berlanjut, sementara ibu mertuanya akan mengambil selendang yang ternoda.

Setelah lima hari, ibu mertua akan membawa selendang bernoda ke keluarga pengantin wanita dengan hadiah ucapan selamat, kepada mereka karena telah membesarkan putri mereka dengan benar.

Pernikahan Namibia
Di Namibia, pengantin akan menghabiskan malam pertama secara terpisah satu sama lain, setelah upacara pernikahan selesai

Pasangan suami dan istri harus pulang kerumah keluarganya masing-masing dan menunggu hari lain sebelum mereka bisa menghabiskan malam bersama.

Dan bahkan ketika mereka akhirnya melakukan malam pertama, pernikahan itu tidak dianggap resmi sampai pengantin wanita melahirkan anak keduanya.