Benarkah Diet Detoks Terbukti Mengeluarkan Racun dari Tubuh?

Zuratul 10 Sep 2022, 10:24
Ilustrasi (pixabay)
Ilustrasi (pixabay)

RIAU24.COM - Mungkin kamu pernah mendengar istilah diet detoks. Diet detoks disebut-sebut dapat mengeluarkan racun yang ada di dalam tubuh. Diet tersebut dianggap dapat membersihkan darah sehingga menghilangkan racun yang ada di tubuh. Setelah racun keluar dari tubuh, maka tubuh menjadi lebih sehat. 

Tidak sedikit yang tertarik dengan konsep diet detoks. Terlebih pada masa pandemik COVID-19, banyak orang yang makin sadar untuk menjaga kesehatan.

Namun, benarkah diet detoks terbukti mengeluarkan racun dari tubuh? Berikut penjelasannya!

1. Mengenal diet detoks

Diet detoks merupakan salah satu diet yang populer. Diet detoks dapat diartikan sebagai perubahan pola makan yang bertujuan untuk menghilangkan racun dari tubuh. 

Diet detoks memiliki berbagai variasi intensitas dan durasi yang berbeda-beda. Menurut National Center for Complementary and Integrative Health (NCCIH), sebagian besar diet detoks melibatkan satu atau beberapa proses, di antaranya:  

  • Membatasi asupan makanan.
  • Minum jus atau minuman sejenis.
  • Hanya makan makanan tertentu.
  • Menggunakan suplemen atau herbal tertentu.
  • Membersihkan usus besar menggunakan pencahar.
  • Mengurangi paparan lingkungan.

2. Klaim diet detoks

Diet detoks menawarkan klaim yang secara garis besar mengeluarkan racun dari tubuh. 

Healthline menyebutkan, beberapa klaim diet detoks di antaranya mengistirahatkan organ, menstimulasi hati agar dapat mengeluarkan racun, meningkatkan sirkulasi, mempercepat pengeluaran racun melalui urine, feses, dan keringat, hingga memberikan tubuh dengan nutrisi yang sehat.

Diet detoks juga sering direkomendasikan karena adanya paparan bahan kimia setiap hari dari lingkungan atau makanan sehari-hari, misalnya polutan, bahan kimia sintetis, logam berat, dan senyawa berbahaya yang lain. 

Selain itu, diet detoks juga diklaim dapat membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti masalah pencernaan, kembung, obesitas, penyakit autoimun, alergi, hingga peradangan.

3. Benarkah diet detoks terbukti mengeluarkan racun tubuh?

Penelitian diet detoks pada manusia masih kurang. Disebutkan pula bahwa beberapa penelitian memiliki kekurangan yang signifikan. Sedikit bahkan tidak ada bukti yang menunjukkan diet detoks menghilangkan toksin atau racun dari tubuh.

NCCIH juga menjelaskan bahwa hanya sedikit penelitian mengenai program detoksifikasi pada manusia. Beberapa orang mengalami efek yang positif setelah menjalani diet seperti penurunan berat badan. 

Namun, penelitian tersebut memiliki kualitas rendah dengan jumlah partisipan yang sedikit, masalah desain penelitian, serta tidak dilakukan peer review atau evaluasi oleh ahli lainnya untuk memastikan penelitian tersebut berkualitas.

4. Tubuh sudah memiliki kemampuan mengeluarkan racun

Tubuh mampu membersihkan dirinya sendiri melalui hati, feses, urine, dan keringat. Misalnya, hati melakukan metabolisme sehingga zat yang semula berbahaya menjadi lebih aman, selanjutnya dikeluarkan dari tubuh. 

Menambahkan penjelasan dari WebMD, toksin atau racun tidak menumpuk di dalam hati, ginjal, atau bagian tubuh lainnya sehingga diet detoks tidak membuat racun dikeluarkan dari organ tubuh. Tubuh dapat membuang racun atau hasil sisa metabolisme tanpa bantuan diet detoks.

5. Diet detoks dan penurunan berat badan

Sangat sedikit bukti ilmiah tentang efek diet detoks terhadap penurunan berat badan. Beberapa orang mungkin mengalami penurunan berat badan yang cepat setelah menjalani diet detoks. Namun, efek tersebut mungkin disebabkan kehilangan cairan dan penyimpanan karbohidrat, bukan kehilangan lemak. Berat badan yang berkurang tersebut hanya sementara dan dapat naik kembali dengan cepat.

Beberapa orang mungkin merasa menjadi lebih berenergi dan lebih fokus setelah menjalani diet detoks. Namun, perbaikan kondisi tersebut secara sederhana karena mengurangi konsumsi alkohol, makanan olahan, atau jenis makanan tidak sehat lainnya. Selain itu, asupan buah dan sayur selama menjalani diet detoks juga memungkinkan seseorang mendapatkan vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh.

6. Diet detoks berpotensi berbahaya pada kondisi medis tertentu

Diet detoks juga dapat membahayakan bagi orang-orang yang memiliki kondisi medis tertentu. Misalnya, pada orang dengan diabetes, diet detoks mungkin cukup berbahaya. Sebab, diet apa pun yang membatasi konsumsi makanan dengan sangat ketat makin menurunkan kadar gula darah apabila mereka sedang mengonsumsi obat diabetes.

Maka dari itu, pasien diabetes harus mengikuti anjuran pola makan yang telah disarankan oleh dokter. Jika ingin mencoba mengubah kebiasaan makan tertentu, maka disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu.

Tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa diet detoks dapat mengurangi racun dari tubuh. Tubuh memiliki kemampuan untuk mengeluarkan racun dan sisa metabolisme melalui hati, feses, urine, dan keringat.

(***)