Mengulang Cerita Lama Antara PDIP dan Demokar di Pemilu 2019

Azhar 18 Sep 2022, 17:29
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto. Sumber: Berita Satu
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto. Sumber: Berita Satu

RIAU24.COM - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengulang cerita lama antara mereka dengan Partai Demokrat di Pemilu 2019.

Katanya, Partai Demokrat berpeluang bergabung dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo kala itu dikutip dari republika.co.id, Minggu, 18 September 2022.

Katanya, kenangan masa lalu tersebut merupakan balasan usai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut pemilihan umum (Pemilu) 2024 bisa berjalan tak jujur.

Semua diawali ketika Hasto sudah menyampaikan peluang bergabungnya Demokrat kepada Agus Hermanto yang saat itu merupakan Wakil Ketua DPR dan politikus Fraksi Partai Demokrat.

Agus pun disebut Hasto sudah menyampaikan hal tersebut kepada SBY.

"Saat itu Ibu Megawati mengatakan tidak berkeberatan kalau Demokrat mau bergabung selama itu menjadi keputusan Presiden Jokowi," ujar Hasto

SBY kemudian diketahui melakukan lobi dengan Partai Gerindra dan bertemu dengan Jokowi.

Namun entah kenapa, SBY tak segera mengambil keputusan dan justru berpidato bahwa ada salah satu ketua umum partai yang tak bersedia jika Partai Demokrat bergabung dengan koalisi pemerintahan.

"Itu langsung saya bantah, kan kepada Pak Agus Hermanto yang notabenenya juga masih saudara dengan Pak SBY, di mana di Demokrat banyak persaudaraan di dalam partainya. Saya udah sampaikan ke Agus Hermanto itu, boleh dicek, ketika datang ke DPP (PDIP), silahkan (kalau) mau gabung," sebutnya.

"Tapi Pak SBY sendiri yang justru membatalkan kerja sama secara sepihak dan menuduh tidak benar," ujarnya.