Juragan 99 Nangis Mengaku Hatinya Hancur Lebur: Kami Tahu Tidak Bisa Mengembalikan Mereka 

Zuratul 5 Oct 2022, 09:36
Presiden Aremania, Gilang Widya Premana (Foto: Republika)
Presiden Aremania, Gilang Widya Premana (Foto: Republika)

RIAU24.COM - Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) bukan hanya menjadi duka para pencinta sepak bola tanah air.

Insiden yang terjadi pasca pertandingan Arema vs Persebaya ini juga menjadi duka masyarakat Indonesia.

Dari kronologi yang beredar, kericuhan dimulai setelah peluit tanda pertandingan berakhir dibunyikan wasit.

Beberapa suporter yang tak terima atas kekalahan Arema nekat turun ke lapangan untuk menghampiri para pemain Arema.

Menghadapi kondisi yang mulai tak kondusif, aparat pun bergegas melakukan pengamanan.

Namun, kemudian gas air mata ditembakkan ke arah tribun 13 yang membuat penonton merangsek dan berusaha keluar lewat pintu 13.

Sayangnya, pintu justru terkunci sehingga terjadi penumpukkan massa yang sesak napas akibat paparan gas air mata.

Korban tewas pun bergelimpangan, mulai dari wanita, pria, hingga anak-anak yang masih balita.

Akibat adanya insiden ini, banyak pihak yang saling menyalahkan.

Ada yang menyalahkan aparat gegara melemparkan gas air mata, ada pula yang menyalahkan suporter lantaran berbuat anarkis.

Panitia pelasksana Arema FC pun turut disalahkan, atas humaneroro mencetak tiket melebihi kapasitas satdion yang seharusnya. 

Gilang Widya Permana atau yang dikenal dengan sebutan Juragan 99 menyamaikan rasa dukanya yang begitu dalam. 

(***)