Sindir Biru Lepas dari Jokowi, NasDem Anggap Narasi Minor Hasto Kristiyanto Politik Rendahan!

Zuratul 11 Oct 2022, 13:29
Potret Hasto Kristiyanto dari Partai PDI Perjuangan (Dok. Laju Pantura)
Potret Hasto Kristiyanto dari Partai PDI Perjuangan (Dok. Laju Pantura)

RIAU24.COM - Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya menilai Sekjen PDI Perjuangan Hastro Kristiyanto telak melakukan politik kelas bawah. 

Tanggapan itu disampaikan Willy untuk HAsto yangg memberikan sindiran "Biru" lepas dari Jokowi. yang dikutip KompasTv. 

"Ini yang narasi-narasi minor seperti ini yang kemudian kalau saya menggunakan bahasa Bung Karno ini politik rendahan," kata Willy. 

"Politik yang hanya seputar kekuasaan di kementrian, politik yang hanya membicarakan lingkaran kekuasaan semata-mata."

Willy kemudian mempertanyakan kepada hasto dan memberikan sindiran kepada Partai NasDem tidak ke Partai Gerindra. 

Seperti yang diketahui, jelang pelaksanaan Pemilu 2024 partai politik yang sudah mendeklarasikan capresnya bukan hanya Partai NasDem

Ada beberapa diantaranya, Partai Gerindra yang sudah terang-terangan menyatakan capresnya adalah Prabowo Subianto. 

Atas hal itu, Willy menuturkan Pasrtai NasDem menyesalkan pernyataan Hasto yang memberikan sindiran. 

"Orang besar itu bicara tentang ide, orang biasa-biasa aja bicara tentang kejadian, orang yang berpikir sempit bicara tentang orang lain, toh ini ekspresi dari omongan yang bersangkutan, itu yang kemudian sangat disesalkan kalau itu keluar (dari Hasto-red)," kata Willy. 

“Karena apa? Karena kita lihat yang mendeklarasikan capres bukan hanya NasDem, tapi juga Gerindra sudah mendeklarasikan Pak Prabowo, apakah omongan yang sama keluar dari mulut yang bersangkutan terhadap Pak Prabowo kan tidak terjadi.”

Penyesalan lebih lanjut disampaikan Willy kepada Hasto, sebab Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh meski mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres menegaskan tegak lurus denga Presiden Jokowi.

“Disampaikan oleh Pak Surya, kami tegas lurus sami'na wa atho'na dengan Presiden Jokowi, menteri menteri adalah pembantu presiden, maka harus loyal kepada apa yang menjadi program dan tujuan dari Pak Jokowi, harus menyukseskan itu, Itu sudah garis politik Partai Nasdem,” ujar Willy.

Sebelumnya, Hasto Kristiyanto menyampaikan soal "biru" lepas dari pemerintahan presiden saat menjelaskan tentang lukisan Peristiwa 10 November 1945 di kantor DPP PDIP.

Hasto kemudian mengibaratkan partai biru dengan insiden perobekan warna biru pada bendera Belanda di Hotel Yamato pada 1945 silam.

Tak hanya itu, Hasto bahkan sempat menyinggung pendeklarasian Anies Baswedan sebagai capres yang banyak didukung partai politik berbendera biru.

"Ya, biru itu dulu warna Belanda. Kalau sekarang kan ada warna biru lainnya juga ya. Anies kan banyak warna biru," kata Hasto Kristiyanto.

"Para pejuang kita kan ada bendera Belanda, birunya dilepas. Dan ternyata birunya juga terlepas kan dari pemerintahan Pak Jokowi sekarang, karena punya calon presiden sendiri.”

(***)