Ridwan Kamil Buka Suara Soal Peluang Jadi Cawapres di Pilpres 2024 

Zuratul 29 Oct 2022, 08:08
Gubernur Jawa Barat Ridwan. (RMOL/Foto)
Gubernur Jawa Barat Ridwan. (RMOL/Foto)

RIAU24.COM - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil atau yang kerap dokenal dengan RK ini menanggapi isu terkait kesiapannya maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) 2024, mendatang. 

Pihaknya mengaku tidak pernah mendeklarasikan diri bahwa siap maju, namun jika ditakdirkan akan menjalaninya.

"Enggak pernah (menyatakan siap cawapres), tapi saya mah siap di mana saja Allah takdirkan. Gubernur lagi siap, ke atas juga harus siap, dan lain sebagainya, yang penting mah takdir terbaik buat saya," kata Ridwan, Jumat (28/10/2022).

Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan beberapa partai yang siap mengusungnya. Namun, dirinya mengaku belum memutuskan untuk berpihak di mana.

Ia juga mengaku ada pembahasan dengan partai namun tidak menyebutkan secara spesifik apakah dia akan menjadi cawapres. 

"Sudah dari dulu komunikasinya, cuman kan belum memutuskan akan berlabuh kemana,(jadi cawapres) belum spesifik," lanjutnya mengutip Republika. 

Ketika disinggung soal kehadirannya pada ulang tahun partai Golkar beberapa waktu lalu, Emil mengatakan, kehadirannya karena ia diundang. 

"Iya Alhamdulillah kalau namanya diundang ya datang," katanya.

Sebelumnya, Ihwal peluang tinggi untuk maju sebagai cawapres, Emil mengaku tak masalah. Menurut dia, menjadi capres, cawapres, maupun gubernur, merupakan takdir Allah. 

"Mau jadi gubernur, cawapres, capres, apapun itu, itu mah takdir Allah. Jadi gubernur jilid 2 juga maksimal. Yang penting hidup bermanfaat, karena jabatan hanya sementara," ujar dia.

Ia menambahkan, tak ada yang pasti dalam politik. Artinya, hasil survei yang ada saat ini tidak serta merta menentukan hasil akhir.

Menurut dia, banyak contoh dari sosok yang tak diperhitungkan dalam survei, tapi justru menang dalam pemilihan. 

"Banyak cerita, tidak ada survei, tidak ada baliho, tiba-tiba Pak Ma'ruf Amin jadi Wapres, misalnya. Itu menunjukkan tidak semua dihitung dari hari ini," kata Emil.

(***)