Inilah 3 Alasan Koalisi Perubahan Batal Deklarasi di Hari Pahlawan

Amastya 10 Nov 2022, 09:31
Pengamat sebut 3 alasan Koalisi Perubahan batal Deklarasi di Hari Pahlawan
Pengamat sebut 3 alasan Koalisi Perubahan batal Deklarasi di Hari Pahlawan

RIAU24.COM - Upaya yang sedang dilakukan Partai Nasdem bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk mendeklarasikan Koalisi Perubahan batal dilaksanakan pada hari ini, Kamis (10/11/2022).

Diketahui, koalisi ini nantinya akan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024.

Adi Prayitno selaku Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, memaparkan tiga analisa alasan dibatalkannya deklarasi Koalisi Perubahan pada Hari Pahlawan.

Alasan pertama, Adi mengatakan terkait sosok calon wakil presiden (cawapres). Partai Demokrat diketahui mengusulkan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sedangkan dari PKS menjagokan Ahmad Heryawan (Aher), Wakil Ketua Majelis Syuro PKS.

"Apakah AHY, ataukah Aher yang layak mendampingi Anies. Sangat rasional jika dua partai ini saling berebut cawapres karena posisinya saling mengunci," kata Adi pada Kamis (10/11/2022) dikutip sindonews.com.

Adi menilai, kolaborasi yang intens antara ketiga partai menjadi syarat mutlak karena saling membutuhkan satu dengan yang lain secara setara dan seimbang.

"Partai Nasdem tidak bisa mengusung Anies jika Partai Demokrat atau PKS angkat kaki. Di antara ketiga partai ini juga tak ada yang paling dominan, relatif equel dari segi perolehan Pileg 2019 lalu, sehingga wajar apabila negosiasinya panjang," katanya.

Alasan kedua adalah dugaan PKS takut kehilangan basis pemilihnya dan beralih ke Nasdem. Hal ini karena faktor partai besutan Surya Paloh itu yang mengusung pertama kali sosok Anies Baswedan sebagai Capres 2024.

"PKS perlu menahan basis pemilihnya agar tak pindah. Begitu pun dengan Demokrat, sebagian pemilihnya mulai juga ada yang ke Nasdem. Namun Demokrat diuntungkan figur AHY yang dipersonifikasi bakal maju di 2024 sehingga efeknya minim," tuturnya.

Alasan ketiga yakni untuk mendapatkan respons publik untuk menemukan momentum yang tepat. Menurut Adi, ketiga partai tersebut harus menemukan titik temu agar bisa mendeklarasikan Koalisi Perubahan.

"Karena dua partai politik calon anggota Koalisi Perubahan ini juga ternyata digoda koalisi lain. PKS digoda gabung koalisi Gerindra-PKB dengan iming-iming fantastis. Demokrat juga digoda masuk koalisi KIB," katanya.

Sekedar Informasi, Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS berencana mendeklarasikan Koalisi Perubahan pada 10 November 2022 bertepatan dengan Hari Pahlawan. Namun rencana tersebut batal dilakukan.

"Bisa dipastikan 10 November tidak jadi deklarasi bersama. Karena memang satu, PKS akan rapat Majelis Syura itu akhir tahun, Desember artinya. Kedua, Mas AHY dan kawan-kawan-kawan baru pulang sekitar tanggal 10 November itu," kata Willy kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Rabu (8/11/2022).

(***)