Soal Dukungan Jokowi ke Prabowo, Pengamat: Itu Bermakna Positif

Amastya 11 Nov 2022, 09:43
Pengamat sebut dukungan Jokowi ke Prabowo Subianto bermakna positif /pikiran rakyat
Pengamat sebut dukungan Jokowi ke Prabowo Subianto bermakna positif /pikiran rakyat

RIAU24.COM - Pemberian dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto untuk maju Pilpres 2024 dinilai sebagai sebuah kalimat yang positif.

Hal ini disampaikan oleh Igor Dirgantara selaku Direktur Eksekutif Lembaga Survei dan Polling Indonesia (Spin). Igor menilai, pernyataan dukungan Jokowi terhadap Prabowo Subianto itu bermakna positif.

Diketahui, dukungan Jokowi kepada Prabowo ini diungkapkan pada HUT ke-8 Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Senin (7/11/2022).

Saat menghadiri HUT ke-8 Partai Perindo, Jokowi menyinggung soal kemenangannya di Pilpres 2014 dan 2019 serta menyatakan bahwa pilpres selanjutnya kemungkinan adalah giliran Prabowo.

"Pertama, Jokowi melihat popularitas Prabowo tidak tertandingi menuju 2024 dan elektabilitasnya yang selalu berada di tiga besar bahkan juara. Ini menunjukkan bahwa Prabowo masih ada di hati masyarakat," kata Igor, Kamis (9/11/2022) dikutip sindonews.com.

Igor juga mengungkapkan hal itu terlihat dari hasil Hasil Musra IV Sumsel di Palembang, yang diikuti berbagai kelompok relawan Jokowi, Prabowo adalah Capres 2024 yang paling diharapkan oleh publik.

Ia menilai hal ini pun memiliki efek positif untuk Prabowo.

"Elektabilitas Prabowo tinggi tanpa pencitraan dan lebih natural. Justru dengan usia matang Prabowo dianggap lebih mandiri dan dianggap lebih mampu mengendalikan oligark," ucapnya.

Kemudian, Igor mengatakan kinerja Prabowo juga paling diapresiasi oleh masyarakat berdasarkan sejumlah riset dan survei.

Hal ini memunculkan optimisme bahwa Prabowo dipandang layak menjadi penerus Jokowi untuk melanjutkan program pembangunan (contuinity) dan memberikan rasa aman.

Lebih lanjut, Igor berpandangan ucapan Jokowi tersebut terlihat bahwa Jokowi memahami betul bahwa di masa kepemimpinannya, polarisasi masih menjadi persoalan dalam kehidupan berbangsa.

"Prabowo secara rasional bisa menjadi jalan tengah karena citra politik Menhan RI saat ini bukanlah representasi dari simbol keberadaan polarisasi politik," tuturnya.

Igor juga menilai Jokowi meyakini adanya siklus 10 tahun kepemimpinan nasional dalam dua dekade terakhir pasca reformasi.

Pertama adalah SBY (2004-2014), figur berlatar belakang militer dan mantan Menteri di era Presiden Megawati dari PDIP.

Kedua adalah Jokowi sendiri yang menjadi Presiden, figur kepala daerah dan berlatar belakang sipil.

"Maka nanti pada tahun 2024, siklus itu akan kembali lagi kepada sosok menteri berlatar belakang militer (di era Jokowi-PDIP). Sosok itu tak lain adalah Prabowo Subianto," tuturnya.

"Itu sebab mengapa Presiden Jokowi di HUT ke-8 Partai Perindo, Jakarta, Senin 7 November 2022, mengatakan pascadirinya lengser di 2024 nanti merupakan jatahnya Prabowo Subianto," pungkasnya.

(***)