Ratusan Jurnalis dan Karyawan New York Times Umumkan Pemogokan Karena Perselisihan Upah

Devi 8 Dec 2022, 16:31
Ratusan Jurnalis dan Karyawan New York Times Umumkan Pemogokan Karena Perselisihan Upah
Ratusan Jurnalis dan Karyawan New York Times Umumkan Pemogokan Karena Perselisihan Upah

RIAU24.COM Ratusan dan ribuan jurnalis dan karyawan New York Times (NYT) telah mengumumkan pemogokan 24 jam karena masalah terkait upah dan kebijakan kerja jarak jauh.

Liputan surat kabar kemungkinan besar akan terpengaruh pada hari Kamis karena sebagian besar karyawan yang mengumumkan pemogokan berasal dari meja berita langsung yang bergerak cepat, yang meliput berita terbaru untuk surat kabar digital.

Pekan lalu, serikat pekerja, The NewsGuild of New York, telah mengumumkan bahwa karyawan NYT akan keluar selama 24 jam mulai pukul 12.01 (waktu setempat) pada hari Kamis kecuali jika kedua pihak mencapai kesepakatan. Meskipun ada diskusi pada hari Selasa dan Rabu, kedua belah pihak tidak dapat menyetujui kesepakatan.

Para karyawan mengaku sudah muak dengan tawar-menawar yang terjadi sejak kontrak terakhir mereka habis pada Maret 2021.

Mengumumkan langkah mereka, serikat pekerja turun ke Twitter pada hari Rabu untuk mengumumkan bahwa pemogokan itu terjadi.

"Kami siap bekerja selama yang dibutuhkan untuk mencapai kesepakatan yang adil, tetapi manajemen meninggalkan meja dengan sisa waktu lima jam," katanya.

"Kami tahu betapa berharganya kami," tambah serikat pekerja.

Juru bicara NYT Rhoades Ha mengatakan kepada kantor berita The Associated Press bahwa perusahaan memiliki "rencana yang solid" untuk terus memproduksi konten, termasuk mengandalkan reporter internasional dan jurnalis lain yang bukan anggota serikat pekerja.

Wakil Redaktur Pelaksana Cliff Levy, dalam sebuah catatan kepada guild pada Selasa malam, menyebut pemogokan yang direncanakan itu "membingungkan" dan "momen meresahkan dalam negosiasi kontrak baru."

Dia mengatakan itu akan menjadi pemogokan pertama oleh unit perundingan sejak 1981 dan "dilakukan meskipun upaya intensif oleh perusahaan untuk membuat kemajuan."

Namun, dalam sebuah surat yang ditandatangani oleh lebih dari 1.000 karyawan, serikat pekerja mengatakan bahwa manajemen telah "menyerah" melakukan tawar-menawar selama hampir dua tahun dan "waktu hampir habis untuk mencapai kontrak yang adil" pada akhir tahun.

 

***