Rusia Diinvasi Balik Ukraina, Sistem Pertahanan Moskow Dipertanyakan

Riko 9 Dec 2022, 19:59
Foto (net)
Foto (net)

RIAU24.COM - Tiga pangkalan udara di wilayah Rusia diserang drone awal pekan ini, yang menurut Moskow dilakukan oleh pasukan Ukraina . Serangan atau invasi balik Kiev itu membuat kemampuan sistem pertahanan udara Moskow dipertanyakan. 

Sejarawan militer Rusia Yuri Knutov muncul di stasiun televisi pemerintah, di mana dia mengeluhkan adanya celah dalam pertahanan udara Rusia. Itu terjadi karena sebagian besar sistem pertahanan telah dipindahkan lebih dekat ke Ukraina setelah invasi besar-besaran diluncurkan oleh pasukan Presiden Vladimir Putin pada bulan Februari.

"Operasi militer khusus dimulai. Penting untuk memberikan perlindungan bagi pasukan yang secara langsung berada di wilayah di mana mereka berperang melawan Ukraina, di wilayah kami, melawan tentara Ukraina," katanya kepada Olga Skabeyeva, pembawa acara berita dan bincang politik. 

“Secara alami, semua yang kami miliki di zona perbatasan pergi ke sana. Celah terbentuk dalam sistem pertahanan udara kami,” ujarnya. 

Knutov menambahkan bahwa banyak yang percaya bahwa satelit Amerika Serikat (AS) dapat melihat celah tersebut dengan baik.

"Saya tidak meragukan itu, begitu pula para spesialis," ujarnya, seperti melansir Sindonews dari Newsweek, Jumat (9/12/2022). 

Rusia diketahui mengoperasikan beberapa sistem pertahanan udara canggih, termasuk sistem pertahanan S-400. Namun, tidak adanya perlindungan di pangkalan-pangkalan udara yang penting itu menjadi celah fatal bagi militer Moskow.

Sejarawan itu menyarankan bahwa jika pertahanan udara Rusia cukup kuat, drone yang disebut Moskow diluncurkan oleh Kiev akan ditembak jatuh sekitar 50 hingga 60 kilometer jauhnya. 

"Dan kami bahkan tidak akan membahas insiden ini," ujarnya. 

Knutov mengeklaim bahwa Ukraina dapat mencoba melancarkan serangan ke Moskow, mengingat serangan baru-baru ini di pangkalan udara Engels-2 di Saratov sekitar 600 kilometer timur Ukraina, lapangan udara Dyagilevo dekat Ryazan, serta serangan ketiga di lapangan terbang di wilayah Kursk dekat perbatasan timur laut Ukraina.

Pangkalan-pangkalan udara tersebut adalah rumah bagi pesawat strategis jarak jauh yang mampu menargetkan infrastruktur Ukraina. Tiga orang tewas dan lima lainnya terluka dalam serangan di salah satu pangkalan tersebut. Dua pesawat pengebom berkemampuan nuklir juga rusak. 

Kiev belum mengeklaim bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi merayakannya. Para pejabat di lingkaran dalam Presiden Volodymyr Zelensky juga mengakui bahwa itu adalah serangan balik pasukan Ukraina.

The New York Times mengutip seorang pejabat senior Ukraina pada hari Senin mengatakan bahwa drone-drone yang digunakan dalam serangan itu diluncurkan dari wilayah Ukraina. 

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pada hari Selasa; "Jika Rusia menilai insiden itu adalah serangan yang disengaja, itu mungkin akan menganggapnya sebagai beberapa kegagalan perlindungan pasukan yang paling strategis dan signifikan sejak invasi ke Ukraina." 

Kementerian Pertahanan Rusia belum berkomentar atas kritik tentang adanya celah dalam pertahanan udara negara tersebut.