Takjub! Mimpi Maroko Kandas Jadi Juara Piala Dunia 2022, Tak Ada Air Mata dan Kesedihan di Wajah Suporter

Amastya 15 Dec 2022, 11:41
Tak ada air mata dan kesedihan di wajah suporter Maroko usai Singa Atlas kandas meraih juara di Piala Dunia 2022
Tak ada air mata dan kesedihan di wajah suporter Maroko usai Singa Atlas kandas meraih juara di Piala Dunia 2022

RIAU24.COM - Mimpi Maroko menjadi juara Piala Dunia 2022 harus berakhir setelah dikalahkan oleh salah satu tim jagoan yakni Prancis.

Maroko telah menyulut api Piala Dunia dengan tak terduga yakni berhasil mencapai ke Semifinal.

Anak asuh Walid Regragui ini telah membuat sejarah menjadi negara Afrika dan Arab pertama yang mencapai babak semifinal, walaupun akhirnya mereka gagal angkat trofi.

Gol dari Theo Hernandez di menit kelima adalah awal terburuk bagi Maroko, dan kemudian Randal Kolo Muani menggandakan skor Prancis di babak kedua.

Kemenangan ini membuat Prancis menjumpai Argentina pada final yang berlangsung Minggu pukul 22.00 WIB (18/12).

"Kami berhenti, dan telah memberi segalanya. Ya, kami telah merepotkan mereka, dan itu merupakan pencapaian yang luar biasa,” kata Regragui.

"Para pemain saya telah mengukir citra tim yang sangat bagus, menunjukkan kualitas mereka. Ini sulit diterima, tapi mereka ingin menulis ulang buku sejarah. Kamu tak bisa memenangkan Piala Dunia dengan keajaiban, tapi dengan kerja keras dan itulah yang akan terus kami lakukan," ucapnya.

Pendukung Maroko 'sangat fantastis'

Pendukung timnas Maroko sudah menguasai area Souq Waqif di Doha sejak awal hari.

Souq Waqif adalah tempat tongkrongan orang-orang di ibu kota Qatar di mana para suporter dari semua negara berkumpul, meskipun saat itu sangat jarang yang terlihat menggunakan seragam Prancis.

Sebagian warga Maroko melakukan perjalanan ke Qatar dengan mengambil penerbangan tambahan khusus perhelatan semifinal melalui maskapai nasional Royal Air Maroc.

Sebagian dari mereka nampak diwawancara beragam stasiun televisi dan radio dari seluruh dunia, yang lainnya menikmati teh tradisional Qatar.

Hembusan aroma tembakau Shisha memadati udara saat mereka bersantai sepanjang sore untuk mengendorkan saraf yang tegang.

Stadion Al Bayt bisa jadi diartikan sebagai kandangnya Maroko. Sebab stadion ini dipenuhi seragam dan bendera merah Maroko  dibandingkan sebagian kecil pendukung yang menggunakan ornamen Prancis.

Keriuhan yang diciptakan pendukung dari negara Afrika Utara itu makin menjadi-jadi, sebelum tendangan pembuka yang diiringi peluit bergema di sekitar stadion dimulai dari tendangan Prancis.

Mereka kemudian hening hanya lima menit pertandingan berjalan. Saat itu, bek kiri Prancis Hernandez mencetak gol. Hal ini membuat pendukung Maroko tak percaya pada awal yang mengejutkan yakni pertama kalinya timnas Maroko tertinggal di Piala Dunia ini.

Para penonton tetap berapi-api, dan terus menyanyikan ‘Dima Maghreb (Hidup Maroko)’ seperti yang mereka lakukan sepanjang turnamen, tapi kemudian gol kedua Prancis dari Kolo Muani memberi pukulan terakhir bagi mereka.

"Saya suka ini," kata mantan pemain bertahan Inggris, Micah Richards dikutip dari BBC One.

"Ini adalah salah satu pertandingan favorit saya di Piala Dunia kali ini. Penontonnya cerdas, dan suasananya benar-benar menggetarkan," tambahnya.

Kemudian Mantan kapten Inggris, Alan Shearer menambahkan, "Maroko bisa sangat, sangat bangga dengan apa yang telah mereka lakukan dan capai, dan upaya yang mereka kerahkan di dalamnya, bukan hanya kali ini, tapi di seluruh pertandingan."

"Para pendukung mereka telah memperoleh waktu yang fantastis, dan benar-benar menikmatinya. Tim mereka gagal hanya karena kurangnya kualitas di bagian penyerangan," tutupnya.

(***)