Thailand Kembali Berlakukan Aturan Masuk Covid 19 Setelah Wabah di China Melonjak

Amastya 8 Jan 2023, 13:40
Thailand kembali berlakukan pembatasan pelancong masuk menanggapi wabah Covid 19 yang melonjak di China /Reuters
Thailand kembali berlakukan pembatasan pelancong masuk menanggapi wabah Covid 19 yang melonjak di China /Reuters

RIAU24.COM Thailand telah memutuskan untuk memperkenalkan kembali peraturan masuk Covid 19 bagi orang asing yang mengunjungi negara Asia Tenggara itu setelah ledakan kasus di China.

Menteri transportasi negara itu Saksayam Chidchob dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa pembatasan akan dimulai dari Senin, di mana orang-orang akan diminta untuk membuktikan setidaknya dua vaksinasi, atau pemulihan dari virus sejak Juli.

“Mereka yang belum mengambil vaksin apa pun akan membutuhkan laporan medis yang membenarkan kurangnya inokulasi mereka,” kata sebuah pernyataan oleh Otoritas Penerbangan Sipil Thailand yang diposting di situs tersebut.

Aturan tersebut berlaku hingga 31 Januari.

“Selain itu, pengunjung dari negara-negara yang memerlukan tes Covid untuk kedatangan dari Thailand harus memiliki asuransi kesehatan selama mereka tinggal,” kata kementerian itu.

Sejak pelonggaran kontrol perbatasan dan persyaratan karantina tahun lalu, pariwisata di Thailand telah tumbuh sederhana, setidaknya cukup untuk menarik operator pariwisata kembali dari ambang kehancuran.

Pada tahun 2022, mencapai target 10 juta kedatangan asing tahun lalu dalam dorongan besar untuk sektor pariwisata vitalnya.

Pada kuartal pertama tahun ini, sekitar 300.000 pengunjung China diperkirakan akan mendarat di Thailand, Bloomberg melaporkan mengutip perkiraan.

Kementerian penerbangan lebih lanjut mengatakan bahwa di bawah aturan yang diberlakukan kembali, pengunjung akan disaring oleh maskapai penerbangan saat memasuki Thailand.

Sementara orang-orang yang dicurigai menunjukkan gejala Covid akan disarankan untuk menjalani tes pada saat kedatangan, dengan pengecualian untuk penumpang yang transit ke tujuan lain.

Sebelum pandemi, sektor pariwisata menyumbang hampir 20 persen dari pendapatan nasional, tetapi pembatasan berdampak pada hotel, restoran, dan operator tur di seluruh negeri.

(***)