Sedikitnya 32 Tewas Dalam Kecelakaan Pesawat Berpenumpang 72 Orang di Nepal

Amastya 15 Jan 2023, 15:51
Kecelakaan pesawat di Nepal sedikitnya menewaskan 32 orang /AFP
Kecelakaan pesawat di Nepal sedikitnya menewaskan 32 orang /AFP

RIAU24.COM - Setidaknya 32 orang tewas setelah sebuah pesawat penumpang dengan 72 orang di dalamnya jatuh di dekat Bandara Internasional Pokhara di Nepal pada Minggu (15/1/23), kata juru bicara tentara Nepal dikutip dari WION.

Kecelakaan itu dialami oleh penerbangan Yeti Airlines.

Operasi penyelamatan masih berlangsung pada saat pengajuan laporan ini dan bandara telah ditutup. Jumlah korban tewas dikhawatirkan akan meningkat.

Mereka yang berada di pesawat termasuk tiga bayi dan tiga anak-anak.

Setidaknya 32 mayat telah ditemukan dari lokasi puing-puing, demikian yang dilaporkan surat kabar The Himalayan Times.

Sebuah pernyataan pers oleh Otoritas Penerbangan Sipil Nepal menginformasikan bahwa ada 53 penumpang dari Nepal, 5 dari India, 4 dari Rusia, 2 dari Korea, dan masing-masing satu dari Irlandia, Australia, Argentina dan Prancis dalam penerbangan tersebut.

Laporan di media Nepal mengatakan bahwa 32 mayat telah ditemukan dari puing-puing pesawat yang jatuh sementara kantor berita Reuters telah mematok jumlah korban tewas menjadi 40.

Pokhara adalah sebuah kota sekitar 200 kilometer dari ibu kota Nepal, Kathmandu.

Perdana Menteri Nepal Prachanda dan Menteri Dalam Negeri Ravi Lamichane berada di Bandara Internasional Tribhuvan di Kathmandu mengawasi upaya penyelamatan tersebut.

Sesuai dengan Otoritas Penerbangan Sipil Nepal (CAAN) pesawat ATR-72 9N-ANC Yeti Airlines lepas landas dari Bandara Internasional Tribhuvan Kathmandu pada pukul 10:33 pagi.

Pesawat itu jatuh saat mencoba mendarat di bandara Pokhara. Itu jatuh di tepi sungai Seti antara bandara lama dan yang baru. Menurut Nepal Television, penumpang di dalam pesawat memiliki 11 orang asing. Ini termasuk lima orang India.

Pemerintah Nepal telah mengadakan rapat kabinet darurat setelah kecelakaan pesawat.

Kecelakaan pesawat sering terjadi di Nepal, yang memiliki catatan keselamatan penerbangan yang buruk.

Maskapai Nepal dilarang dari wilayah udara Uni Eropa sejak 2013 setelah delapan warga Inggris tewas dalam kecelakaan pesawat Kathmandu.

Pada Mei 2022, semua 22 orang, termasuk empat orang India, dalam penerbangan Tara Air dengan pesawat turboprop Twin Otter 9N-AET buatan Kanada tewas setelah jatuh di distrik Mustang yang bergunung-gunung di Nepal setelah berangkat dari Pokhara.

Kecelakaan Yeti Air pada hari Minggu adalah yang paling mematikan di Nepal sejak 1992, ketika sebuah Pakistan International Airlines Airbus A300 jatuh.

Pada 28 September 1992, Pakistan International Airlines (PIA) Penerbangan 268 jatuh saat mendekati Bandara Kathmandu-Tribhuvan (KTM). Semua 167 penumpang dan awak tewas, menjadikannya kecelakaan paling mematikan yang pernah melibatkan PIA dan kecelakaan terburuk dalam sejarah penerbangan Nepal.

Nepal, negara Himalaya, memiliki beberapa landasan pacu paling terpencil dan tersulit di dunia. Banyak di antaranya terletak di antara puncak gunung yang tinggi dan tertutup salju, sesuatu yang menimbulkan tantangan bahkan bagi pilot yang paling berpengalaman sekalipun.

Industri penerbangan Nepal telah diganggu oleh catatan keselamatan yang buruk. Pelatihan dan pemeliharaan yang tidak memadai dikatakan sebagai alasannya.

Operator pesawat mengatakan Nepal tidak memiliki infrastruktur untuk prakiraan cuaca yang akurat, terutama di daerah terpencil dengan medan pegunungan yang menantang di mana kecelakaan mematikan telah terjadi di masa lalu.

Cuaca juga dapat berubah dengan cepat di pegunungan, menciptakan kondisi terbang yang berbahaya.

(***)