Tim Dokter Militer Keluarkan Granat Aktif dari Tentara Ukraina dengan Cara Mencengangkan

Rizka 18 Jan 2023, 09:01
Tentara Ukraina
Tentara Ukraina

RIAU24.COM Dokter mempertaruhkan nyawa untuk mengeluarkan granat hidup dari dada tentara Ukraina. Para ahli bedah harus menahan diri untuk tidak menggunakan prosedur umum yang dapat meledakkan granat itu.

Kejadian serupa pernah dilakukan dokter Rusia pada 14 November 2022 ketika melakukan operasi untuk mengangkat peluru yang masih aktif dari dada seorang prajurit yang terluka.

Sebuah tim ahli bedah dari Rumah Sakit Klinik Militer Pusat Mandryk Distrik Militer Pusat mengoperasi sersan junior Nikolay Pasenko.

Kejadian terbaru yang dilakukan dokter Ukraina melakukan operasi langka disampaikan Hanna Maliar, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, pada 9 Januari 2023. Dia memposting gambar sinar-X di Facebook yang menunjukkan granat yang tidak meledak bersarang di dalam dada seorang tentara Ukraina.

Dokter militer melakukan operasi untuk mengeluarkan granat VOG, yang tidak pecah, dari tubuh prajurit itu,” tulisnya dikutip dari laman Live Science, Rabu (18/1).

Maliar menulis bahwa Andrii Verba, salah satu ahli bedah paling berpengalaman di angkatan bersenjata Ukraina, melakukan operasi tersebut, dan dia dibantu oleh dua sappers, atau insinyur tempur, untuk melindungi staf medis dan memastikan operasi dilakukan dengan aman.

Bersamaan dengan rontgen pasien, postingan Maliar menunjukkan Verba memegang granat setelah diangkat. Granat VOG memiliki panjang sekitar 1,6 inci (4 sentimeter) dan dapat ditembakkan dari peluncur granat sejauh 0,2 mil (400 meter) dari sasaran, menurut BBC .

Maliar juga menulis bahwa dokter tidak menggunakan elektrokoagulasi selama operasi, yaitu metode umum untuk mengontrol pendarahan yang bekerja dengan menggunakan arus listrik untuk membakar tepi pembuluh darah, membakar luka atau sayatan. Dalam kasus ini, dokter khawatir arus listrik akan meledakkan granat.

"Bagian granat yang tidak meledak diambil dari bawah jantung. Granat tidak meledak, tetapi tetap bisa meledak," tulis Anton Gerashchenko, penasihat menteri urusan dalam negeri Ukraina, dalam pembaruan di Telegram.

Dia mengatakan bahwa pasien tersebut berusia sekitar 28 tahun dan sedang menjalani rehabilitasi dan pemulihan lebih lanjut.

“Belum pernah ada operasi seperti itu dalam praktik dokter kami,” tulisnya.

Operasi itu mungkin yang pertama dalam perang saat ini antara Ukraina dan Rusia, tetapi operasi seperti itu pernah terjadi sebelumnya.