Merajut Sepotong Asa di Hamparan Gambut Semenanjung Kampar Lewat Konservasi Alam yang Ditaja APRIL Group dan RAPP

Devi 22 Jan 2023, 21:43
Foto : Semenanjung Kampar (Berbagai Sumber)
Foto : Semenanjung Kampar (Berbagai Sumber)

RIAU24.COM - PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dan APRIL Group merupakan perusahaan yang memiliki komitmen tinggi dalam menjaga kawasan hutan di Pulau Sumatera.

Hal ini dibuktikan dalam setiap kegiatan pelestarian lingkungan dan kawasan yang dilakukan pemerintah, APRIL Group dan RAPP selalu berpartisipasi dalam mengambil peran penting, baik itu dalam kegiatan yang ditaja oleh masyarakat atau pemerintah.

Salah satu peran penting yang ditaja oleh APRIL Group dan RAPP dilakukan di kawasan Semenanjung Kampar lewat program Restorasi Ekosistem Riau (RER).

Restorasi Ekosistem Riau adalah sebuah program konservasi yang bersifat kolaboratif dengan melibatkan sektor publik dan swasta. Dalam hal ini melibatkan setiap kegiatan pelestarian lingkungan dalam keanekaragaman hayati yang dilakukan pemerintah, APRIL Group dan RAPP.

Semenanjung Kampar berada di kabupaten Pelalawan, Kabupaten Siak, Provinsi Riau.

Seperti pagi itu.

Matahari kembali memancarkan sinarnya lewat celah dedaunan di hutan Semenanjung Kampar dan Pulau Padang, semburat matahari terlihat begitu indah.

Waktu telah menunjukkan pukul delapan pagi, dan itu menjadi tanda bagi para sosok-sosok gagah berseragam krem untuk mulai bertugas di kawasan yang terletak di bagian selatan Sungai Kampar tersebut.

Dengan gagah, sosok-sosok itu mulai melangkah dan menyisir setiap jengkal demi jengkal lahan yang ada dikawasan hutan Semenanjung Kampar, yang bagian utaranya berbatasan dengan Sungai Siak dan Selat Panjang.

Tanpa tahu apa yang akan terjadi di dalam hutan, sosok-sosok berseragam krem itu mulai siap untuk menjelajahi semenanjung Kampar. 

Tak peduli ganasnya hutan yang lebat, beragam hewan buas, tanaman beracun dan berbagai tantangan yang luar biasa, para sosok berseragam coklat tersebut dengan semangat membara menjalankan tugas mulia.

Sosok-sosok gagah berseragam krem tersebut tak lain adalah para jagawana (ranger).

Para ranger atau para penjaga hutan itu merupakan bagian dari Restorasi Ekosistem Riau (RER).

Mereka mendapat tugas mulia untuk melindungi hutan di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang.

Dengan kondisi yang ada di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang yang masih sangat terjaga, tentu saja keberanekaragaman hayati jenis flora dan fauna di dalam area restorasi sangatlah kaya. 

Sebagai informasi, luas Semenanjung Kampar dan Pulau Padang mencapai 150.000 ha. Luas ini setara dengan dua kali wilayah Singapura atau setara dengan luas kota London.

Setiap detiknya, para ranger bertugas untuk melindungi hutan dari berbagai ancaman. Setiap hari para ranger harus siaga menghadapi kejadian yang terjadi didalam hutan.

Tak pelak kegiatan illegal, pembakar lahan, dan pemburu gelap kerap terjadi di wilayah tersebut.

Dengan penuh dedikasi dan untuk keselamatan para generasi muda mendatang, para ranger itu tak pernah surut dalam menjalankan tugasnya.

Ada 60 ranger yang bertugas di kawasan Semenanjung Kampar dan Pulau Padang. Jumlah itu dibagi menjadi dua bagian. Ada 34 ranger yang bertugas di Semenanjung Kampar, dan sisanya yakni 26 ranger lainnya bertugas di Pulau Padang.

Terlepas dari segala tantangan yang dihadapi kala mereka bertugas, para penjaga hutan ini berdedikasi ini mengaku memiliki kepuasan tersendiri dalam pekerjaan mereka.

Sebelum RER beroperasi, Semenanjung Kampar dan Pulau Padang merupakan area yang cukup terdegradasi.

Pembalakan liar, perambahan hutan, praktik tebang-bakar pohon, membuat kondisinya cukup memprihatinkan. Akibatnya, kedua lanskap inipun akhirnya rusak berat.

Bukan hanya kondisi hutan yang hancur, tetapi ekosistemnya yang sudah rapuh.

Tak ayal, rawa gambut di kawasan Semenanjung Kampar juga terancam kering akibat pertanian komersial serta kebakaran yang dilakukan pendatang dalam membuka lahan.

Berdasarkan penelitian yang dimulai sejak Mei hingga Desember 2015 lalu oleh lembaga konservasi alam Fauna & Flora International (FFI) bersama tim ekologi Restorasi Ekosistem Riau (RER), diketahui jika Restorasi Ekosistem Riau merupakan rumah ternyaman bagi ratusan spesies yakni dengan rincian 759 spesies, 119 spesies pohon dan 69 spesies non-pohon. 

Hasil penelitian itu didapat lewat pemantauan satwa dengan menggunakan kamera trap dan operasi pengelolaan ekosistem.

Hasilnya menyebutkan jika dari ratusan spesies di dalam hutan Semenanjung Kampar terdapat 52 spesies langka dari kategori mamalia, tumbuhan, burung, amfibi, dan reptil, 5 spesies tergolong kritis, 14 terancam punah, dan 25 lainnya rentan.

Adapun ke 52 spesies langka ini masuk ke dalam daftar merah (red list species) oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) dengan kategori Critical Endangered (kritis), Endangered (terancam punah), dan Vulnerable (rentan).

Adapun spesies hewan langka yang masuk ke dalam golongan kritis adalah harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan trenggiling (Sunda Pangolin Manis).

Ada juga tuntong laut (Batagur borneoensis) yang terancam punah akibat telurnya yang sering dicuri manusia.

Sementara untuk jenis tanaman langka yang ditemukan di kawasan Semenanjung Kampar adalah pohon dengan jenis Meranti Bakau dan Resak Paya. 

Selain itu tanda-tanda gajah sumatera dan tapir yang merupakan hewan asli Sumatera juga tidak ditemukan di kawasan Semenanjung Kampar dan Pulau Padang. Namun burung-burung kerap menjadikan Semenanjung Kampar sebagai tempat migrasi mereka.

Bahkan diketahui ada beberapa jenis katak langka yang ditemukan disana, seperti Bonaparte's Nightjar dan Black Partridge.

Sekilas tentang Semenanjung Kampar 

Lahan gambut adalah salah satu ekosistem paling penting didunia.  Meskipun hanya mencakup sekitar 3% luas daratan bumi, namun ekosistem lahan gambut menyediakan perlindungan bagi keanekaragaman hayati dunia, sumber air bersih, dan penyimpan karbon untuk meminimalkan dampak perubahan iklim.

Melihat pentingnya kawasan Semenanjung Kampar dan Pulau Padang, membuat APRIL Group berkomitmen bersama Restorasi Ekosistem Riau (RER) untuk membuat program restorasi jangka panjang untuk melindungi, mengkaji, merestorasi, dan mengelola hutan gambut beserta ekosistemnya yang telah terdegradasi.

Dibentuk oleh APRIL Group pada 2013, Restorasi Ekosistem Riau merupakan program jangka panjang dengan pendekatan bentang alam.

APRIL Group termasuk dalam bagian dari Grup Royal Golden Eagle (RGE) yang mengelola sekelompok perusahaan manufaktur berbasis sumber daya alam (SDA) dan beroperasi secara global.

Adapun pengelolaan Restorasi Ekosistem Riau bukanlah asal-asalan, namun dibuat berdasarkan izin restorasi ekosistem dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Dan masa izin Restorasi Ekosistem Riau tersebut berlaku selama 60 tahun.

Terbukti, sejak dibentuknya Restorasi Ekosistem Riau atas inisiasi APRIL Group selama tujuh tahun terakhir, kawasan Semenanjung Kampar bebas dari kebakaran hutan.

Komitmen APRIL Group Dalam Membangun Masa Depan Berkelanjutan Melalui Konservasi dan Kemitraan

Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Sihol Aritonang mengatakan, pencapaian yang diraih APRIL Group dalam Membangun Masa Depan Berkelanjutan Melalui Konservasi dan Kemitraan dengan RER tersebut tidaklah lepas dari metode yang ditetapkan APRIL Group.

Metode yang dilakukan oleh APRIL Group yakni pendekatan produksi-proteksi, khususnya di wilayah Semenanjung Kampar. 

RER juga diketahui merupakan perwujudan nyata komitmen perusahaan dalam mendorong penerapan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). 

Hal ini dilakukan sebagai wujud komitmen APRIL Group dalam program yang diluncurkan oleh perusahaan pada November 2020 lalu, yakni APRIL2030.

Tak hanya sekedar mengelola Restorasi Ekosistem Riau, APRIL Group juga telah berhasil menyelesaikan pembangunan pusat penelitian Eco-Research Camp, setelah empat tahun perencanaan.

Eco-Research Camp ini difungsikan untuk pusat ilmu pengetahuan lahan gambut tropis  bagi para ilmuwan dan akademisi nasional maupun internasional serta pemangku kepentingan, yang ingin meneliti lahan gambut secara teliti.

Tak hanya pembangunan Eco-Research Camp, perusahaan juga terus mendukung lanskap di area operasional lewat APRIL2030, sebagai dukungan terhadap inisiatif restorasi melalui kolaborasi dan kerja sama. APRIL Group memperluas komitmen konservasi dan restorasi hutan dengan menyisihkan dana dari tiap ton kayu yang digunakan dalam produksi. Grup APRIL telah menyiapkan pendanaan fantastis untuk investasi di bidang lingkungan dalam 10 tahun ke depan, yakni hingga 10 juta dollar AS per tahunnya.

Adapun dana ini didapat dari setiap ton serat yang digunakan dalam produksi.

Mengenal Lebih Dekat Tentang Program APRIL2030

Program APRIL 2030 merupakan komitmen yang digagas oleh APRIL Group bersifat berkelanjutan transformatif yang berisi serangkaian aksi nyata yang akan berkontribusi positif terhadap iklim, alam dan pengembangan masyarakat dalam 10 tahun ke depan. Restorasi Ekosistem Riau juga tak hanya jadi bagian dari APRIL2030, namun juga jadi salah satu keberhasilan program APR2030 yang diinisasi oleh produsen   serat  viscose-rayon  terintegrasi   terbesar   di Indonesia, yakni   Asia Pacific Rayon  (APR).

Asia   Pacific   Rayon   (APR) juga telah merilis   visi   keberlanjutan   dalam   10   tahun   ke depan dalam program APR2030.  

Semoga hal yang dilakukan oleh APRIL GROUP dan RAPP serta Asia   Pacific   Rayon   (APR) ini dalam Restorasi Ekosistem Riau di kawasan Semenanjung Kampar dan Pulau Padang ini dapat menginspirasi kita, untuk menjaga kawasan hutan dan lahan gambut dengan lebih baik. Karena menjaga hutan dan lahan gambut, bukan hanya tugas dari APRIL GROUP dan RAPP serta Asia Pacific Rayon (APR) saja, tapi kita semua.

Karena kalau bukan kita, siapa lagi ?   ***