Aktivis Turki Bakar Bendera Swedia Buntut Pembakaran Al-Quran

Riko 23 Jan 2023, 18:26
Foto (net)
Foto (net)

RIAU24.COM - Para pengunjuk rasa membakar bendera Swedia di Istanbul pada Sabtu (21/1/2023) sebagai tanggapan atas pembakaran Al-Qur'an di depan umum oleh seorang aktivis anti-Islam di dekat Kedutaan Besar Turki di Stockholm. Insiden itu terjadi di tengah pertikaian diplomatik antara Turki dan Swedia yang mungkin berdampak pada upaya negara Nordik itu untuk bergabung dengan blok militer NATO. 

Pembakaran Alquran dilakukan Rasmus Paludan, pemimpin partai kecil sayap kanan Denmark bernama Steam Kurs (Garis Keras). Polisi Swedia bukannya mencegah pembakaran Al-Quran tapi justru menjaga keamanan saat aktivis membakar kitab suci umat Islam tersebut. 

Paludan Mereka yang berkumpul di luar konsulat Swedia di Istanbul kemudian pada hari yang sama marah karena polisi Swedia mengizinkan kitab suci umat Islam dibakar. 

Melansir dari Sindonews, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mencap pembakaran Alquran sebagai "kejahatan kebencian" dan mendesak pihak berwenang Swedia menghentikan Paludan. 

Pejabat Swedia mengutuk insiden tersebut tetapi menyatakan tindakan aktivis tersebut konsisten dengan undang-undang yang melindungi kebebasan berbicara. 

“Pembakaran buku yang suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat tidak sopan,” tegas Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson, menyampaikan simpati kepada umat Islam. 

“Kebebasan berekspresi adalah bagian mendasar dari demokrasi. Tapi apa yang legal belum tentu sesuai,” ujar dia. 

Ankara telah menuduh Swedia dan tetangganya Finlandia gagal memenuhi kesepakatan yang dicapai pada tahun 2022 di mana anggota NATO Turki setuju untuk tidak memveto aksesi negara-negara Nordik ke aliansi tersebut. Swedia, sementara itu, berjanji memenuhi permintaan Ankara untuk mengekstradisi orang-orang yang dicurigai terkait dengan kelompok Kurdi yang dipandang Turki sebagai organisasi teroris. 

Pada Sabtu, Turkiye membatalkan kunjungan Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson yang direncanakan pada 27 Januari. Langkah itu dilakukan setelah para aktivis mengadakan protes anti-Turki di Stockholm bulan ini, di mana patung Presiden Recep Tayyip Erdogan digantung terbalik di tiang lampu. Pusat Masyarakat Demokratik Kurdi memimpin demonstrasi lain pada Sabtu, yang melibatkan para aktivis menginjak-injak spanduk dengan foto Erdogan.