MUI Ingatkan Politik SARA Jelang Pemilu 2024: Harus Dicegah Sejak Dini

Amastya 13 Feb 2023, 10:06
MUI ingatkan cegah politik SARA jelang Pemilu 2024 /pinterest
MUI ingatkan cegah politik SARA jelang Pemilu 2024 /pinterest

RIAU24.COM - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan untuk mencegah politik Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) untuk mendulang suara jelang Pemilu 2024.

Hal itu diungkapkan oleh KH Amas Tadjuddin selaku Sekretaris MUI Kota Serang.

Kiai Amas Tadjuddin mengingatkan kepada semua pihak untuk ikut berperan dalam mencegah penggunaan SARA dalam memenangkan kontestasi.

"Isu SARA dimainkan oleh para pihak yang sesungguhnya telah teridentifikasi merupakan kelompok kepentingan yang ingin menang dengan berbagai cara. Hal seperti ini harus dicegah secara dini agar proses demokrasi berjalan lancar, aman, dan damai," kata Kiai Amas Tadjuddin dalam keterangan tertulisnya, Minggu (12/2/2023).

Menurutnya, politik SARA akan memicu situasi masyarakat menjadi panas dan mudah terbakar.

Apalagi, tambahnya, dibumbui ujaran kebencian yang kemudian digoreng dengan minyak bernuansa asing, sehingga menimbulkan gangguan kerukunan, dan berakhir dengan konflik terbuka.

"Produksi hoaks dan fitnah meningkat, bahkan dalil ayat-ayat suci tersebar dimanipulasi sedemikian rupa guna mencekoki dan membodohi umat sejagat. Yang penting menang," katanya.

Sosok yang juga menjabat sebagai Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Banten ini berkaca pada Pemilu 2019, dimana kontestasi politik tidak sedikit diwarnai dengan nuansa permusuhan.

Jika dipandang perlu, bagi pihak yang dianggap tidak sepaham dan beda pilihan dengan kelompoknya segera dilayangkan tuduhan kafir, munafik, musyrik, murtad.

"Inilah inti persoalan (berbalut nafsu) golongan manusia dalam jagat politik jelang pemilu," kata Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Banten itu.

Karena itu, Kiai Amas menjelaskan, perlunya peran aktif dan kearifan semua tokoh untuk melakukan deteksi dini dan pencegah dini sebelum rumah Indonesia menjadi panas terbakar dan hangus meluas.

Penegakkan hukum adalah bagian dari jalan upaya serius untuk mewujudkan Indonesia rukun, yang harus didukung oleh seluruh komponen masyarakat sebagai bagian dari solusi menjaga pemilu 2024 berkualitas.

Keberadaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), MUI, Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan ormas lainnya, kata Kiai Amas, adalah ujung tombak untuk memperkuat, menggalang, menjaga, dan merawat kerukunan antarumar beragama serta keharmonisan masyarakat.

"Forum kebangsaan dan ormas moderat lainnya harus senantiasa proaktif dan netral jelang pemilu, menjaga umat tetap harmoni, bersinergi dengan para pihak dan juga para penyelenggara pemilu agar pemilu berjalan rukun, lancar, aman, dan damai," katanya.

Diakhir, Kiai Amas berharap akan terwujudnya yang pemilu berkualitas, jujur dan adil, jauh dari provokasi konflik SARA, terhentinya hoaks, fitnah, ujaran kebencian, serta dapat menghasilkan para pemimpin yang sah, kuat dan tangguh.

"Kita harus menjadi yang terdepan cegah dini politik SARA mewujudkan Indonesia Maju, rukun dan damai, serta melahirkan para pemimpin yang menerima dan berpedoman kepada Pancasila dan UUD 1945," tandasnya.

(***)