Putin Klaim AS-NATO Sudah Merencanakan Perang Besar di Ukraina 

Zuratul 22 Feb 2023, 09:38
Potret Presiden Rusia Vladimir Putin yang Tetap Kekeh dengan Perang, Feeling AS-NATO sedang Rancang Serangan di Ukraina. (detik.com/Foto)
Potret Presiden Rusia Vladimir Putin yang Tetap Kekeh dengan Perang, Feeling AS-NATO sedang Rancang Serangan di Ukraina. (detik.com/Foto)

RIAU24.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin, mengklaim bahwa Amerika Serikat dan sekutunya negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sudah menyiapkan perang besar di Ukraina.

Pernyataan itu dilontarkan Putin dalam pidatonya di Kremlin jelang satu tahun invasi yang diperintahkannya di Ukraina.

Putin menilai AS dan NATO memang sudah berniat menjadikan Ukraina sebagai proksi untuk menekan Rusia setelah mereka menolak usulan keamanan bersama yang diajukan pada Desember 2021.

"Semkain jelas bahwa mereka sudah memberikan lampu hijau rencana agresif (kepada kyiv) untuk perang besar," ucap Valdimir Putin sepertti dilansir dari Russi Today. 

Putin kemudian meyakini informasi intelijen mengenai ancaman tersebut semakin jelas sehingga ia harus segera bertindak lebih dahulu melancarkan 'operasi militer' ke Ukraina.

"Ancamannya semakin tumbuh hari demi hari. Informasi yang kami dapatkan tidak diragukan lagi bahwa pada Februari 2022, semua siap untuk aksi hukuman berdarah di Donbas," ujar Putin.

"Saya ulangi: mereka (NATO) yang memulai perang. Dan, kami telah dan masih menggunakan kekuatan itu untuk mengakhirinya," tutur Putin.

Rusia memulai agresi militer pada 24 Februari 2022. Saat itu pasukan Rusia membombardir ibu kota Ukraina, Kyiv, dengan rudal dan serangan jet tempur.

Pasukan darat Rusia kemudian mencoba merangsek ke wilayah Kyiv, namun berhasil dihalau pasukan Ukraina.

Belakangan, pertempuran intensif pecah di wilayah timur Ukraina: Donetsk dan Luhansk. Dua wilayah itu yang dicaplok Rusia dengan mendirikan pemerintahan pro-Kremlin.

Namun, pasukan Ukraina mulai melancarkan sejumlah pukulan balik ke kota-kota di wilayah timur Ukraina untuk mengusir kekuatan Rusia di sana.

Ukraina dan sejumlah negara Barat mengklaim aksi serangan balasan tersebut mengalami kemajuan pesat setelah Kyiv mendapatkan bantuan senjata dari AS dan sejumlah negara anggota NATO.

(***)