Israel Luncurkan Serangan Udara di Jalur Gaza Setelah Bersumpah untuk Membalas Roket Lebanon

Amastya 7 Apr 2023, 06:05
Israel luncurkan serangan udara ke Jalur Gaza, Palestina mengatakan serangan itu menghantam beberapa tempat pelatihan Hamas /AFP
Israel luncurkan serangan udara ke Jalur Gaza, Palestina mengatakan serangan itu menghantam beberapa tempat pelatihan Hamas /AFP

RIAU24.COM Israel melancarkan serangan udara di Jalur Gaza Kamis malam (6/4/2023) setelah bersumpah untuk membalas atas rentetan roket lintas batas yang ditembakkan dari Lebanon.

Menurut sebuah pernyataan, tentara Israel mengatakan saat ini sedang menyerang di Jalur Gaza. Ini terjadi ketika kantor berita AFP melaporkan bahwa tiga ledakan terdengar di daerah itu pada pukul 11.15 malam waktu setempat.

Sebuah sumber keamanan Palestina mengatakan serangan itu menghantam beberapa tempat pelatihan Hamas. Serangan lebih lanjut terdengar setengah jam kemudian, dan pesawat bisa terdengar terbang di atas kepala, AFP melaporkan.

Serangan udara ini terjadi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah bahwa musuh-musuh Yerusalem akan membayar harga setelah rentetan roket yang ditembakkan dari Lebanon.

Tiga puluh empat roket ditembakkan ke Israel pada hari raya Paskah Yahudi, eskalasi terbesar sejak Israel dan Hizbullah berperang pada tahun 2006.

Tentara Israel menyalahkan kelompok-kelompok Palestina atas serangan roket tersebut. Dalam sebuah pernyataan, militer mengatakan mengidentifikasi 34 roket yang ditembakkan dari wilayah Lebanon ke wilayah Israel.

Militer menambahkan bahwa 25 roket dicegat, lima roket mendarat di wilayah Israel. Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini.

Berbicara kepada wartawan, juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Richard Hecht mengatakan, "Kami tahu pasti itu tembakan Palestina. Bisa jadi Hamas, bisa jadi Jihad Islam, kami masih berusaha menyelesaikannya tapi bukan Hizbullah."

"Kami berasumsi Hizbullah tahu tentang hal itu, dan Lebanon juga memiliki tanggung jawab. Kami juga sedang menyelidiki apakah Iran terlibat," tambahnya.

Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati menolak eskalasi dari negaranya setelah serangan roket. Mikati mengatakan bahwa negaranya menolak penggunaan wilayahnya untuk melakukan operasi yang mengacaukan situasi.

(***)