RIAU24.COM - Husein Jafar Al Hadar, atau yang lebih dikenal dengan Habib Jafar, kerap mencuri perhatian karena gaya dakwahnya yang kekinian. 

Dijuluki sebagai Ustaz Gaul, Habib Jafar berdalih hal itu hanyalah metode yang dilakukannya agar dakwahnya bisa diterima oleh kalangan muda.

"Iya alhamdulillah, tapi tetap saya memposisikan diri saya sebagai pendakwah ya, sehingga segala hal yang terkait dengan milenial, komedi, dan lain sebagainya," ujar Habib Jafar saat ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

"Itu hanya metode agar apa yang saya sampaikan bisa diterima, itu aja sih," sambungnya lagi.

Dari awal, Habib Jafar memang berniat berdakwah untuk kalangan anak muda. Maka dari itu, ia mencari cara dan topik bahasan yang disukai anak muda agar bisa bergabung.

"Kalau mereka nggak bisa mendekati kita, kita yang mendekati mereka. Kata Nabi kan orang itu terpengaruh oleh circlenya," kata Habib Jafar.

"Saya mewarnai mereka dengan tema yang disukai mereka. Passion yang disuka mereka tetap sopan dan menutup aurat. Kemudian media yang disukai mereka adalah media sosial. Dan bahasa yang disukai mereka, seperti bahasa Jaksel," imbuhnya.

Habib Jafar mengakui banyak memasukkan unsur komedi dalam dakwahnya dan menggunakan media TikTok untuk menyiarkan seruan Islam.

"Iya saya pakai komedi, platformnya juga pake TikTok dan lain sebagainya," katanya.

Kendati begitu, caranya berdakwah masih dalam garis yang diperbolehkan oleh Islam. Ia tetap memposisikan dirinya sebagai pendakwah dan tidak terlena dengan metode komedinya.

"Saya memposisikan diri sebagai pendakwah. Kalau memang dibutuhkan pendekatan-pendekatan yang baru, yang memang tidak dilarang di dalam Islam, saya gunakan," ujar Habib Jafar.

"Sebagaimana Nabi dalam satu ayat diceritakan, beliau melakukan apa saja selama diperkenankan oleh Allah untuk umat Islam itu lebih baik dan untuk mengenal Islam secara baik," katanya lagi.

Habib Jafar mulai dikenal oleh kalangan milenial dari konten kolaborasinya bersama komedian Tretan Muslim dan Coki Pardede dalam kultum Pemuda Tersesat.

Topik yang dibahas dalam konten tersebut adalah seputar agama, suku, dan budaya yang disukai anak muda.

(***)