Elon Musk Sebut Kantor Berita Bisa Pasang Tarif per Artikel di Twitter 

Zuratul 1 May 2023, 12:24
Elon Musk Sebut Kantor Berita Bisa Pasang Tarif per Artikel di Twitter. (Liputan6.com/Foto)
Elon Musk Sebut Kantor Berita Bisa Pasang Tarif per Artikel di Twitter. (Liputan6.com/Foto)

RIAU24.COM - Bos Twitter Elon Musk mengumumkan fitur terbaru yang memungkinkan publisher atau kantor berita untuk mengenakan biaya per artikel pada pembacanya.
Fitur terbaru ini rencananya akan dimulai pada Mei.

"Diluncurkan bulan depan, platform ini akan memungkinkan penerbit media untuk membebankan biaya kepada pengguna per artikel dengan satu klik," ujar Musk dalam cuitannya pada Sabtu (29/4).

Musk menyebut fitur terbaru ini adalah sebuah solusi yang baik untuk publik maupun kantor media.

Fitur yang akan diluncurkan pada Mei ini akan memungkinkan pengguna untuk membayar harga yang lebih tinggi per artikel ketika mereka ingin membaca artikel sesekali.
Advertisement

Ini akan berlaku bagi pengguna yang tidak mendaftar langganan bulanan di Twitter.

"Hal ini memungkinkan pengguna yang tidak akan mendaftar untuk berlangganan bulanan untuk membayar harga per artikel yang lebih tinggi ketika mereka ingin membaca artikel sesekali," jelasnya.

Meski demikian, belum ada rincian mengenai berapa biaya yang mungkin dikenakan kantor berita untuk setiap artikel yang diklik pembacanya.

Dikutip dari Reuters pada Jumat (28/4), Musk mengatakan Twitter akan mengambil potongan 10 persen dari penghasilan konten berlangganan setelah tahun pertama.

Musk menggarisbawahi perusahaannya tidak akan mengambil potongan untuk 12 bulan pertama. Langganan ini termasuk teks panjang dan video berdurasi berjam-jam.

Sejak mengambil alih perusahaan media sosial ini pada Oktober 2022, Elon Musk dengan dengan cepat melakukan sejumlah perubahan di Twitter, baik secara produk maupun secara organisasi.

Perubahan yang cukup signifikan di antaranya adalah peluncuran centang biru yang diverifikasi Twitter sebagai layanan berbayar dan mengurangi jumlah karyawan sekitar 80 persen.

Musk melakukan perubahan ini sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan di Twitter. Platform media sosial ini disebut mengalami penurunan pendapatan iklan tahun lalu menjelang akuisisi yang dilakukannya.

(***)