Makin Memburuk, Anggota Parlemen Ukraina Meninju Pejabat Rusia di Turki

Amastya 5 May 2023, 12:51
Selama KTT, video perwakilan Rusia yang tidak disebutkan namanya terlihat mendekati Marikovskyi, yang sedang memegang bendera negaranya /Twitter
Selama KTT, video perwakilan Rusia yang tidak disebutkan namanya terlihat mendekati Marikovskyi, yang sedang memegang bendera negaranya /Twitter

RIAU24.COM - Ketegangan yang meningkat antara Rusia dan Ukraina berubah menjadi buruk pada hari Kamis. Sebuah video muncul di media sosial dimana seorang anggota parlemen Ukraina, Oleksandr Marikovskyi terlihat meninju seorang perwakilan Rusia yang tidak dikenal yang merebut bendera Ukraina dari tangannya selama konferensi di ibu kota Turki, Ankara.

Klip tersebut, yang diposting online oleh Jason Jay Smart, seorang koresponden khusus untuk Kyiv Post di Twitter, dan seorang penasihat politik, memposting video tersebut di Twitter.

Segera setelah diunggah, video tersebut menjadi viral dan memperoleh lebih dari 3 juta penayangan pada Jumat pagi.

Video tersebut juga diposting oleh Marikovskyi di akun Facebooknya, dan kemudian Newsweek juga melaporkan kejadian tersebut.

"Dia benar-benar pantas mendapatkan pukulan itu. Delegasi dari #Rusia memicu perkelahian di acara Komunitas Ekonomi Laut Hitam di #Ankara, #Turki, setelah secara paksa mengambil bendera #Ukraina dari tangan anggota parlemen Marikovskyi," cuit advokat Ibrahim Zeidan.

Selama KTT, video perwakilan Rusia yang tidak disebutkan namanya terlihat mendekati Marikovskyi, yang sedang memegang bendera negaranya.

Delegasi Rusia mengambil bendera dari tangan Marikovskyi, sebagai balasannya dia membalas dengan mendorong dan meninju wajah perwakilan tersebut untuk mengambil kembali bendera tersebut.

Meningkatnya ketegangan antara Rusia-Ukraina setelah serangan pesawat tak berawak Kremlin

Insiden itu terjadi pada saat ketegangan antar negara berada pada titik tertinggi sepanjang masa.

Baru-baru ini, serangan pesawat tak berawak ke Kremlin, yang dituduhkan Rusia ke Ukraina sebagai upaya pembunuhan terhadap Vladimir Putin, telah membuat seluruh dunia gelisah.

Konflik selama setahun antara Rusia dan Ukraina kini telah menyebar ke kota-kota besar seperti Kyiv, Kherson, Odesa, dan Bakhmut.

Moskow pada hari Kamis menuduh AS membantu dan merencanakan serangan drone dengan Ukraina di Kremlin, tuduhan yang dibantah oleh Washington.

Washington juga mengatakan bahwa sabotase Ukraina di wilayah Rusia telah mencapai momentum yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Moskow mengatakan Putin berada di dalam Kremlin ketika serangan itu terjadi, yang dikatakan sebagai upaya Ukraina untuk membunuhnya.

"Keputusan untuk serangan semacam itu tidak dibuat di Kyiv, tapi di Washington," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Ukraina membantah bertanggung jawab, dengan Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan, “Kami tidak menyerang Moskow atau Putin."

“Sejak serangan itu, Presiden Rusia Vladimir Putin dipindahkan ke bunker di kediamannya di Novo-Ogaryovo dekat Moskow,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada kantor berita RIA Novosti.

(***)