2 Tentara Tewas dalam Bentrokan di Perbatasan Armenia-Azerbaijan Jelang Pembicaraan Damai

Amastya 13 May 2023, 13:21
Prajurit Azerbaijan berjaga di pos pemeriksaan di koridor Lachin /AFP
Prajurit Azerbaijan berjaga di pos pemeriksaan di koridor Lachin /AFP

RIAU24.COM Armenia, pada Jumat (12 Mei), mengatakan pasukan Azerbaijan membunuh satu tentara Armenia dalam bentrokan perbatasan.

Ini terjadi sehari setelah Azerbaijan mengatakan salah satu tentaranya tewas ketika bentrokan baru meletus antara kedua negara di sepanjang perbatasan untuk hari kedua berturut-turut.

Bentrokan ini mengancam akan menggagalkan pembicaraan damai yang dipimpin Uni Eropa yang dijadwalkan berlangsung selama akhir pekan.

Menurut laporan, pasukan dari Azerbaijan dan Armenia baku tembak dengan senjata termasuk mortir dan drone di perbatasan bersama mereka, pada hari Jumat, setelah bentrokan sehari sebelumnya yang merupakan yang terbaru dari serangkaian gejolak perbatasan.

Kedua belah pihak mengatakan mereka bertindak untuk membela diri dan menyalahkan yang lain karena menembak lebih dulu.

Menanggapi pertempuran terbaru, Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan bahwa pasukannya diserang dengan mortir dan senjata ringan di dekat desa Sotk, dekat perbatasan. Ia menambahkan drone juga dikerahkan.

“Setelah tembakan musuh, satu pihak Armenia tewas dalam aksi dan satu terluka,” kata kementerian itu, seraya menambahkan bahwa intensitas pertempuran telah menurun.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan angkatan bersenjata Armenia melepaskan tembakan dari mortir parit ke posisi Azerbaijan di perbatasan.

Dilaporkan juga bahwa mereka berhasil menghentikan serangan pesawat tak berawak oleh Armenia pada posisinya di distrik Kalbajar.

Bentrokan ini terjadi menjelang pertemuan yang akan berlangsung di Brussel, pada hari Minggu, antara Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan dan Presiden Azeri Ilham Aliyev yang akan dipimpin oleh Presiden Dewan Eropa Charles Michel.

Menurut Uni Eropa, para pemimpin saingan juga telah sepakat untuk bersama-sama bertemu dengan para pemimpin Perancis dan Jerman di sela-sela KTT Eropa di Moldova pada bulan Juni.

Upaya yang dipimpin Uni Eropa mengikuti upaya Washington ketika Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah mengundang menteri luar negeri Azerbaijan dan Armenia ke Amerika Serikat untuk melakukan pembicaraan, awal bulan ini.

Ketegangan antara dua bekas negara Soviet itu meningkat setelah Azerbaijan, bulan lalu, mendirikan pos pemeriksaan di satu-satunya jalur darat antara Armenia dan daerah kantong Nagorno-Karabakh yang disengketakan.

Langkah tersebut sejak itu memicu kemarahan dari musuh bebuyutannya, Yerevan, yang menyebutnya sebagai pelanggaran berat terhadap perjanjian gencatan senjata 2020.

Azerbaijan mengatakan pihaknya mendirikan pos pemeriksaan di wilayah yang disengketakan setelah klaim penembakan di perbatasan oleh pasukan Azeri dan Armenia.

Kedua negara telah berperang dua kali dalam tiga dekade terakhir atau lebih atas wilayah yang disengketakan yang diakui sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi dihuni terutama oleh etnis Armenia.

Konflik pada 2020 berakhir setelah gencatan senjata yang ditengahi Rusia. Sebagai bagian dari perjanjian itu, Azerbaijan diharuskan menjamin jalan yang aman di koridor Lachin yang juga dipatroli oleh penjaga perdamaian Moskow.

(***)