Penyanyi Trot Haesoo Meninggal, Ini Tanda Bunuh Diri yang Tak Boleh Disepelekan

Devi 21 May 2023, 15:27
Penyanyi Trot Haesoo Meninggal, Ini Tanda Bunuh Diri yang Tak Boleh Disepelekan
Penyanyi Trot Haesoo Meninggal, Ini Tanda Bunuh Diri yang Tak Boleh Disepelekan

RIAU24.COM - Penyanyi trot Korea Selatan, Haesoo (29) meninggal dunia di asramanya di Seoul, pada 12 Mei lalu. 

Polisi menduga penyebab kematiannya adalah bunuh diri. 

Namun, tidak dijelaskan secara detail terkait hal tersebut.

"Kami akan menyerahkan jenazahnya kepada keluarganya secepatnya," kata pihak kepolisian, dikutip dari Allkpop.

Di tengah rumor kematiannya, fungsi komentar di channel YouTube pribadinya dinonaktifkan pada 15 Mei. Sebelum kolom komentarnya dinonaktifkan, banyak penggemar telah meninggalkan pesan yang mencoba mencari kebenaran atau penutupan.

"Aku tak bisa memercayai kabar ini," ujar seorang penggemar.

"Aku rasa ini kabar hoax," balas penggemar lainnya.

Tanda-tanda Bunuh Diri
Dikutip dari National Institute of Mental Health, ada beberapa tanda yang bisa jadi menunjukkan seseorang memutuskan bunuh diri. 

Biasanya, mereka seringkali membicarakan soal kematian. 

Bisa juga membicarakan soal dirinya tidak lagi berguna bagi banyak orang, muncul rasa bersalah atau malu yang besar, atau merasa menjadi beban bagi orang lain.

Ciri-ciri psikis lainnya meliputi:

1. Kosong, putus asa, terjebak, atau tidak punya alasan untuk hidup
2. Sangat sedih, lebih cemas, gelisah, atau penuh amarah
3. Rasa sakit emosional atau fisik yang tak tertahankan

Perubahan Perilaku Orang yang Ingin Bunuh Diri:

- Membuat rencana, mencari tahu soal bunuh diri
- Menarik diri dari teman, memberikan surat pamit, memberikan barang penting, atau membuat wasiat
- Mengambil risiko berbahaya seperti mengemudi dengan sangat cepat
- Perubahan suasana hati yang ekstrim
- Makan atau tidur berlebihan atau sebaliknya
- Memakai narkoba atau meminum alkohol

Pentingnya Kesehatan Mental
Dikutip dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 703.000 orang bunuh diri tiap tahunnya dan masih banyak orang yang mencoba bunuh diri.

Bunuh diri menjadi penyebab utama kematian keempat di antara usia 15-29 tahun secara global pada tahun 2019.

Terdapat hubungan antara bunuh diri dan kesehatan mental. 

Namun, banyak juga kasus yang terjadi akibat penurunan kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup.

Selain itu, mengalami konflik, bencana, kekerasan, pelecehan, atau kehilangan dan rasa terasingkan sangat berkaitan dengan perilaku bunuh diri. 

Tingkat bunuh diri juga tinggi di antara kelompok yang rentan mengalami diskriminasi.

Kesehatan mental, menurut Kementerian Kesehatan, merupakan kondisi ketika individu memiliki kesejahteraan yang tampak dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif, serta mampu memberikan kontribusi pada komunitasnya.

Jika kesehatan mental terganggu, gangguan mental atau penyakit mental bisa timbul. 

Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.

Stigma, terutama seputar masalah kesehatan mental dan bunuh diri, menjadikan banyak orang yang berpikir atau mencoba bunuh diri tidak mencari dan mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan. 

Pencegahan bunuh diri belum ditangani secara memadai karena kurangnya kesadaran akan bunuh diri sebagai masalah kesehatan. Selain itu, masalah ini dianggap tabu untuk dibicarakan secara terbuka.

Rekognisi dan pendidikan adalah cara penting untuk menghilangkan stigma yang terkait dengan kesehatan dan penyakit mental. Berbicara secara terbuka tentang kesehatan mental dapat mengurangi kesalahpahaman dan stigma.

Penting bagi keluarga, teman, dan orang-orang tersayang untuk memahami dampak kesehatan mental terhadap kehidupan sehari-hari. Ketika masyarakat lebih terdidik tentang kondisi ini, mereka dapat mendukung dan membantu seseorang yang menghadapi masalah kesehatan mental dengan lebih baik.

CATATAN: Jika Anda memiliki pikiran untuk bunuh diri, segera cari bantuan dengan menghubungi psikolog dan psikiater terdekat. Jika seseorang di sekitar mengungkapkan keinginan bunuh diri, jangan pernah dianggap bercanda.

Hotline bunuh diri: Anda dapat menghubungi 119 ext. 9 atau Halo Kemenkes 1500-567 yang tersedia 24 jam. ***