Warger Serukan Boikot, Tentara Paramiliter Chechnya Tandatangani Kontrak dengan Rusia 

Zuratul 13 Jun 2023, 11:29
Warger Serukan Boikot, Tentara Paramiliter Chechnya Tandatangani Kontrak dengan Rusia. (Kompas.com/Foto)
Warger Serukan Boikot, Tentara Paramiliter Chechnya Tandatangani Kontrak dengan Rusia. (Kompas.com/Foto)

RIAU24.COM - Kementerian Pertahan rusia mengatakan pihaknya telah menandatangani kontrak dengan pasukan khusus Checnya, Akhmat, sehari setelah kepala tentara bayaran Wagner Rusia Yevgeny Priogozhin menolak untuk melakukanya dan menyerukan boikot. 

Penandatangani tersebut mengikuti perintah bahwa semua "unit sukarelawan" harus menandatangani kontrak sebelum 1 Juli, yang mebuat mereka di bawah kendali Menteri Pertahanan Sergei Shoigo, saat Moskow mencoba untuk menegaskan kendalinya atas tentara swasta yang berperang atas namanya di Ukraina.

Sebagai imbalannya, para pejuang sukarela akan mendapatkan manfaat dan perlindungan yang sama seperti pasukan reguler, termasuk dukungan bagi mereka dan keluarganya jika mereka terluka atau terbunuh.

Prigozhin, yang telah mengobarkan perseteruan dengan kementerian pertahanan dan menuduhnya gagal memberikan pasokan amunisi yang memadai kepada tentara bayaran Wagner di Ukraina, mengatakan pada Minggu,(11/6/2023), bahwa dia akan menolak untuk menandatangani kontrak semacam itu.

Dia mengatakan bahwa Shoigu "tidak dapat mengelola formasi militer dengan baik".

Diwartakan Reuters, kontrak yang ditandatangani kementerian pertahanan pada Senin adalah dengan kelompok paramiliter Akhmat yang sering disebut tentara swasta Ramzan Kadyrov, pemimpin wilayah Chechnya Rusia. 

Tidak seperti Prigozhin, Kadyrov baru-baru ini menhana diri untuk tak mengkritik kementerian Pertahanan. 

Anggota dari kedua kelompok telah berdebat secara terbuka, dengan salah satu sekutu dekat Kadyrov pada Kamis (8/6/2023) menyebut Prigozhin sebagai blogger yang selalu berteriak tentang masalah. 

Komandan Akhmat, Apty Alaudinov, yang ikut serta dalam penandatanganan kontrak, mengatakan unit tersebut telah "menyiapkan dan mengirim puluhan ribu sukarelawan" ke Ukraina dalam 15 bulan terakhir.

Moskow mengatakan pada Jumat, (9/6/2023) bahwa pasukan Akhmat melancarkan serangan di dekat kota Maryinka, di wilayah Donetsk, Ukraina timur.

"Saya pikir ini adalah hal yang sangat bagus," kata Alaudinov seperti dikutip situs kementerian pertahanan setelah menandatangani kesepakatan.

Wakil kepala staf umum Rusia, Kolonel Jenderal Alexei Kim, mengatakan setelah menandatangani perjanjian dengan Chechen bahwa dia berharap unit sukarelawan lainnya akan mengikuti.

(***)