RIAU24.COM - Sebanyak 75 ribu kantong daging kambing Dam pertiugas dan jemaah haji dari 3.117 ekor yang disembelih di Rumah Pemotongan Hewan Kurban (RPH) Al Okaishiah, Mekkajh siap dikirim ke Indonesia. 

Sebanyak 3.117 ekor kambing yang disembelih tersebut 2.674 dari poetugas dan 344 dari peserta haji Indonesia. 

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agam (Kemenag) Hilman Ltiecf mengatakan pengelolaan dam terintegritasi itu baru dilakukan tahun ini, sekaligus menata ulang pola pembayaran dam dan diwajibkan bagi petugas haji, sedangkan untuk jemaah belum diwajibkan. 

"Kami ingin ada perbaikan. Ini termasuk perlindungan kepada jemaah karena jelas dipilihnya, dibelinya, dipotongnya, dan dibagikannya," kata Hilman di Mekkah, Arab Saudi, Minggu (2/7) seperti dikutip dari Antara.

Dam haji adalah pembayaran kurban bagi jemaah yang berhaji secara tamattu atau mengerjakan umrah dulu sebelum menunaikan ibadah haji.

Dam haji tamattu adalah menyembelih seekor kambing sebagai kurban atau berpuasa selama sepuluh hari (tiga di masa haji, tujuh setelah tiba di kampung halaman). 

Dan, hampir seluruh jemaah haji Indonesia yang dikelola pemerintah melaksanakan ibadah hajinya dengan cara haji tamattu.

"Fatwa ulama Indonesia mendorong pemanfaatan sebesar-besarnya hadyu. Memulai langkah ini agar jadi model bisa dimanfaatkan, tidak hanya di Saudi tapi sampai ke Indonesia," ujarnya.

Ia menegaskan ekosistem sudah dipelajari, tata kelola sudah dipahami, dan ke depan akan disarankan kepada jemaah haji, tidak hanya para petugas.

Ketua Baznas Noor Achmad mengatakan potensi daging hewan dam sangat besar karena jika ada 220 ribu peserta haji Indonesia menyembelih kambing untuk dam, maka bisa menghasilkan 4.5 juta kantong daging yang siap dikirim ke Indonesia.

"Manfaatnya sangat besar untuk mengentaskan stunting dan kemiskinan di Indonesia. Saat ini kita punya 4,5 juta kemiskinan ekstrem dan 6 juta kasus stunting dan dengan persediaan daging yang besar, meski baru uji coba, kalau nanti hasilnya bagus akan diteruskan ke depannya," kata Noor Achmad.

Direktur Bina Haji Ditjen PHU Kemenag Arsad Hidayat mengatakan tata kelola dam tersebut tidak cuma soal akuntabilitas, tapi kesempurnaan syariat sebab, kambing untuk dam juga ada syarat yang harus dipenuhi.

Dengan adanya kerja sama tersebut, kambing yang dipilih sudah sesuai dengan syariat, begitu juga dengan proses penyembelihan hingga daging didistribusikan.

"Pengiriman daging harus diproses dulu, dikantongin, dan divakum, dimasak setengah matang yang akan dikirim ke masyarakat Indonesia. Ini juga dalam rangka pengentasan kemiskinan. Kita dari haji punya kontribusi dan peran," kata Arsad.

(***)