Waduh! 337 Juta Data Dukcapil Diduga Bocor dan Dijual Forum Hacker 

Zuratul 17 Jul 2023, 09:37
Waduh! 337 Juta Data Dukcapil Diduga Bocor dan Dijual Forum Hacker. (Twitter/@secgron/Foto)
Waduh! 337 Juta Data Dukcapil Diduga Bocor dan Dijual Forum Hacker. (Twitter/@secgron/Foto)

RIAU24.COM - Sekitar 337 juta data mensyarakat di Direktirat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) diduga mengalami kebocoran dan dijual di forum online hacker BreachForums. 

Hal ini diungkap oleh Teguh Aprianto, pendiri Ethical Hacker Indonesia, di media sosial pada Minggu (16/7). 

Ia menjelaskan data yang dipastikan bocor adalah nama, nomor induk kependudukan (NIK), nomor kartu keluarga (KK), tanggal lahir, alamat, nama ayah, nama ibu, NIK Ibu, nomro akta kelahiran, nomor akta nikah dan lainnya. 

"Kali ini yang bocor adalah data kita semua di Dukcapil sebanyak 337 juta data," Tulis Teguh. 

Dalam rentetan unggahannya di Twitter, Teguh juga meminta Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri merespons dugaan kebocoran data ini.

Dia mengingatkan data yang mengalami kebocoran adalah milik publik dan masyarakat dirugikan.

Sebelumnya pada 5 Juli Teguh juga mengungkap kebocoran 34 juta data paspor. Seperti data Dukcapil, data paspor yang berisi nomor paspor, nama lengkap, tanggal lahir dan jenis kelamin ini ini juga diperjualbelikan.

Respon Kemendagri 

Teguh Setyabudi, Dirjen Dukcapil Kemendagri, mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan sudah melakukan dua kegiatan terkait dugaan kebocoran data Dukcapil.

Keduanya adalah audit investigasi dan mitigasi preventif yang disebut telah dikerjakan sejak kemarin, Sabtu (15/7).

"Untuk sementara, yang bisa kami informasikan adalah bahwa data yang ada di breachforums dilihat dari format elemen datanya tidak sama dengan yang terdapat di database kependudukan existing Ditjen Dukcapil saat ini," kata dia dalam pernyataan resminya.

Pihaknya dan stakeholder lain, kata Teguh Setyabudi, masih menginvestigasi lebih dalam untuk menangani hal tersebut.

(***)