PM Selandia Baru Sebut China Buat Kawasan Pasifik Kurang Aman 

Zuratul 17 Jul 2023, 13:54
PM Selandia Baru Sebut China Buat Kawasan Pasifik Kurang Aman. (Newshub/Foto)
PM Selandia Baru Sebut China Buat Kawasan Pasifik Kurang Aman. (Newshub/Foto)

RIAU24.COM - Perdaan Menteri Selandia Baru, Chris Hipkins mengatakan kawasan Pasifik menjadi rawan konflik akibat sikap yang diambil China yang semakin tegas serta agresif di kawasan. 

Hipkins menjelaskan akibat sikap Chian tersebut, kawasan situasi keamnan di kawasan menjadilebih sulit diprediksi hingga kurang aman. 

"Kawasan kami menjadi lebih rentan konflik, kurang bisa diprediksi, dan kurang aman," ucap Hipkins saat pidato di acara China Business Summit, Senin (17/7). 

Ia kemudian melanjutkan, "Dan itu menimbulkan tantangan bagi negara-negara kecil seperti Selandia Baru yang bergantung ke stabilitas dan prediksi, serta aturan internasional untuk kemakmuran dan keamanan kami,". 

Mengutip The Guardian, Hipkins lalu mengatakan penting bagi Selandia Baru terus mengajak China untuk mendengar dan membangun dialog. 

"Kebangkitan China dan bagaiman mereka meningkatkan pengaruh merupakan pemicu utama persaingan strategis," tambahnya mengutip Reuters. 

Lebih lanjut, Hipkins mengatakan di tengah situasi global yang kian kompleks hubungan Selandia Baru dengan China akan terus membutuhkan manajemen yang cermat.

Ia lalu mengutarakan Selandia Baru tak bisa bekerja sendirian. Pemerintah, lanjut Hipkins, mengakui betapa penting membangun kerja sama demi mengatasi tantangan global.

Pendekatan Selandia Baru, kata dia, akan sejalan dengan rekan kerja sama mereka yang satu pemikiran. Namun menurut Hipkins, berbagi ketertarikan dan nilai yang sama bukan berarti akan mengambil pendekatan yang sama.

"Terkadang, ada kekuatan taktis dalam keragaman pendekatan untuk mencapai hasil yang sama,"ucap Hopkins.

Selandia Baru tercatat sering mengambil pendekatan yang lebih hati-hati ketimbang Australia, salah satu negara besar di Indo-Pasifik, terkait China.

Namun belakangan, Selandia Baru vokal mengkritik China mulai dari isu hak asasi manusia, tatanan berdasarkan aturan internasional, hingga potensi militerisasi di Indo-Pasifik.

(***)