Mantan Kepala Intel Venezuela Diekstradisi Dari Spanyol, Untuk Menghadapi Tuduhan Narkoba di AS

Amastya 20 Jul 2023, 07:25
kepala intelijen Venezuela Hugo Carvajal /Reuters
kepala intelijen Venezuela Hugo Carvajal /Reuters

RIAU24.COM - Mantan kepala intelijen Venezuela Jenderal Hugo Armando Carvajal pada Rabu (19 Juli) diekstradisi dari Spanyol ke Amerika Serikat atas tuduhan penyelundupan narkoba.

Berbicara kepada kantor berita AFP, pengacara Jenderal Carvajal, Maria Dolores de Arguelles membenarkan bahwa mantan kepala intelijen itu meninggalkan Spanyol menuju AS.

Dia diperkirakan akan hadir di pengadilan pada hari Kamis.

Carvajal, 63, menjabat sebagai kepala intelijen di bawah mantan presiden Venezuela Hugo Chavez. Carvajal telah lama dicari oleh pejabat Departemen Keuangan AS yang mencurigainya memberikan dukungan untuk perdagangan narkoba oleh kelompok gerilya FARC di Kolombia.

Tuduhan

Laporan tersebut mengatakan jaksa di New York menuduh bahwa dia menggunakan kantornya untuk mengoordinasikan penyelundupan sekitar 5.600 kg kokain dari Venezuela ke Meksiko pada tahun 2006 yang ditujukan ke AS.

Ekstradisi dilakukan setelah Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa pekan lalu menolak banding Carvajal, kata laporan AFP pada Rabu.

Pengadilan berargumen bahwa tidak terbukti bahwa mantan kepala intelijen itu berisiko nyata dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat di AS.

Hal ini mendorong Pengadilan Nasional Spanyol, yang didakwa dengan ekstradisi, memerintahkan Interpol untuk segera menyerahkan Carvajal ke pihak berwenang Amerika.

Dijuluki 'El Pollo', Carvajal dicopot dari jabatannya oleh pemerintahan Presiden Nicolas Maduro setelah tampil mendukung pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai penjabat presiden pada Februari 2019.

Dia kemudian meninggalkan Venezuela dan ditangkap di Spanyol dua bulan kemudian, tetapi pengadilan memerintahkan pembebasannya dengan alasan permintaan ekstradisi AS bermotif politik. Keputusan ini kemudian dibatalkan dan Carvajal kemudian melarikan diri.

Pria berusia 63 tahun itu kembali ditangkap di Madrid pada 2021. Polisi mengatakan dia tetap di Spanyol sepanjang waktu, sering berpindah tempat tinggal dan melakukan operasi plastik untuk menghindari penangkapan.

Dia telah berulang kali membantah terkait dengan pengedar narkoba atau FARC.

(***)