Demokrat Main Dua Kaki Bersama PDIP, tapi Kok Marah Anies Pilih Cak Imin

Riko 1 Sep 2023, 20:18
Foto (net)
Foto (net)

RIAU24.COM - Kritikus Politik Indonesia Faizal Assegaf bicara soal perubahan peta politik menjelang Pilpres 2024 usai bakal capres Anies Baswedan meminang Muhaimin Iskandar atau Cak Imin untuk jadi cawapres. 

Faizal Assegaf memperkirakan patahnya Koalisi Perubahan karena SBY dan Demokrat ngotot AHY harus jadi cawapres. Sebuah keharusan dan harga mati. 

Selain itu, Faizal mengatakan Ihwal itu membuat Anies Baswedan berada dalam posisi dilematis. Sebab PKS juga menyodorkan beberapa nama sebagai Cawapres. Namun sikap PKS matang, elegan dan realistis plus tidak ngotot.

"Menariknya SBY dan Demokrat tak hanya mengunci Anies. Namun, PDIP pun dibujuk untuk meminta AHY datang ke Ganjar Pranowo. Walhasil, saling kedip mata antara Puan dan AHY dimainkan," kata Faizal Assegaf dikutip dari akun pribadinya di Twitter, @faizalassegaf, Jumat 1 September 2023.

“Saat Puan dan AHY semakin mengenal, Nasdem dan PKS bereaksi biasa saja. Tidak menuding SBY, AHY dan Demokrat pengkhianat. Bahkan Anies sangat tenang dan bijak," sambung Faizal.

Faizal Assegaf menilai, sejak itu publik membaca dengan sangat terang, SBY dan Demokrat kerja keras demi AHY jadi Cawapres. Tak peduli Anies atau Ganjar, yang penting tujuan utama AHY masuk ke kancah Pilpres.

"Maklum, SBY telah melakukan segala macam langkah politik selama lebih dari 10 tahun. Tujuannya satu, AHY harus jadi Cawapres. Tidak ada yang dipikirkan selain hajat dan kepentingan tersebut," ujarnya.

Menurutnya, semua menjadi terbukti setelah AHY tak dipilih jadi Cawapres. "Kemarahan pun meledak. Segala tuduhan keji ditujukan kepada Anies, Surya Paloh, dan Nasdem. Seolah karir AHY sudah tamat," katanya. 

"Padahal, bukankah SBY dan Demokrat juga melobi PDIP untuk menghubungkan Ganjar - AHY? Aneh, bermain di dua kaki, tapi marah ke Anies, sembari lembut dan mesra ke Ganjar, Megawati dan PDIP," kata Faizal Assegaf. 

Ia kemudian berandai-andai. Bila saja SBY sejak Wal tulus berpihak pada aspirasi rakyat dan agenda perubahan, tentu tidak terjebak dalam ambisi buta. 

"Mestinya SBY, AHY dan Demokrat bersikap konsisten sebagaimana PKS dan Nasdem," tutup Faizal Assegaf.