800 Warga India Tes Massal Virus Nipah, dari Mana Sih Awal Mulanya?

Devi 15 Sep 2023, 19:37
800 Warga India Tes Massal Virus Nipah, dari Mana Sih Awal Mulanya?
800 Warga India Tes Massal Virus Nipah, dari Mana Sih Awal Mulanya?

RIAU24.COM Virus Nipah kembali mewabah di India, tepatnya di Kerala dengan total kematian sebanyak dua kasus. Ini adalah kali keempat Kerala mencatat penyebaran virus mematikan tersebut, dengan angka kematian mencapai 75 persen.
Sebelumnya pada wabah pertama, 21 dari 23 orang yang tertular dilaporkan meninggal dunia. Diketahui, virus ini menular lewat kontak erat dengan cairan tubuh dari kelelawar, babi, atau manusia yang terinfeksi.

Dikutip dari Hindustan Times, nipah adalah virus zoonosis. Artinya, virus ini dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Sebagaimana dilaporkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus ini menyebabkan infeksi pernafasan parah dan menyerang otak.

Penyakit ini pertama kali terdeteksi pada 1999 saat terjadi wabah di kalangan peternak babi Malaysia, dan juga ditemukan di Singapura. Meskipun tidak ada infeksi baru di kedua lokasi tersebut, tercatat ada peningkatan secara berkala di Bangladesh dan India sejak 2001.

Wabah virus nipah di Malaysia diyakini disebabkan oleh virus yang menyebar dari babi, kemudian menginfeksi manusia. Lain halnya di India dan Bangladesh, terdapat perkiraan, penularan virus nipah berasal dari konsumsi produk buah-buahan seperti getah kurma yang terkontaminasi oleh urin atau air liur kelelawar buah yang terinfeksi.

WHO juga mengatakan, sebagian besar kasus virus Nipah lainnya kemungkinan besar melibatkan penularan dari manusia ke manusia.

Gejala Infeksi Virus Nipah

Mengacu pada Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC AS), pada kebanyakan kasus, infeksi virus nipah diawali dengan gejala berupa demam dan sakit kepala, seringkali dibarengi tanda penyakit pernapasan seperti batuk atau sakit tenggorokan.

Jika pasien sudah mengalami perburukan kondisi, mungkin akan terjadi disorientasi, kejang, dan ensefalitis atau pembengkakan otak. Imbasnya, pasien berisiko mengalami koma dalam waktu 24 hingga 48 jam. ***