Rusia Merasa Dikhianati Gegara Armenia Gabung ICC, Kini Bisa Tangkap Vladimir Putin 

Zuratul 4 Oct 2023, 11:33
Rusia Merasa Dikhianati Gegara Armenia Gabung ICC, Kini Bisa Tangkap Vladimir Putin. (BBC/Foto)
Rusia Merasa Dikhianati Gegara Armenia Gabung ICC, Kini Bisa Tangkap Vladimir Putin. (BBC/Foto)

RIAU24.COM -Armenia membuat Rusia murka dengan meratifikasiu perjanjian untuk bergabung ke pengadilan kriminal internasional (ICC) pada Selasa (3/10). 

Keputusab begabung dengn ICC membuat Armenia bisa menangkap Presiden Vladimir putin jika berkunjung ke negara tersebut. 

Sesuai dengan perintah pengadilan kriminal internasional. Diketahui Armenia sendiri merupakan sekutu dekat Rusia

Parlemen Aremnia menggelar pemungutan suara untuk menyetujui perjanjian bergabung dengan ICC. 

Dari hasil voting ini 60 anggota mendukung dan 22 menolak jadi anggota pengadilan itu. 

Perwakilan Armenia untuk masalah hukum internasional Eghushe Kirakosyan mengatakan keputusan tersebut muncul demi keamanan negara.

"Kami menciptakan jaminan tambahan [dalam menghadapi musuh bebuyutan, Azerbaijan]," kata Kirakosyan, dikutip AFP.

Armenia mengambil langkah ini setelah Azerbaijan melancarkan operasi militer di Nagorno-Karabakh pada September lalu, yang menyebabkan ratusan orang dilaporkan tewas.

Nagorno-Karabakh diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, tapi sebagian penduduk wilayah itu merupakan etnis Armenia. 

Wilayah ini juga menjadi konflik kedua negara selama puluhan tahun.

Kepercayaan pada Rusia meluntur

Di tengah konflik itu, kepercayaan Armenia ke Rusia memudar. Mereka frustrasi usai Rusia dinilai tak mampu atau tak mau lagi membantu mereka atas agresi Azerbaijan.

Armenia merupakan sekutu Rusia sejak berabad-abad lalu, tepatnya sejak penaklukan Kekaisaran Rusia ke Kaukasus pada 1817-1864.

Kremlin juga berkomitmen menjamin keamanan Armenia melalui Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (Collective Security Treaty Organization/CSTO).

Keputusan baru Armenia untuk bergabung dengan ICC ini membuat Rusia murka.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Armenia telah mengambil "keputusan yang salah."

Peskov juga mengatakan Armenia tak punya alternatif penjamin keamanan selain CSTO.

"Pihak Armenia tak memiliki mekanisme yang lebih baik daripada mekanisme ini," ujar jubir itu.

(***)