Fakta yang Harus Diketahui Tentang Konflik Palestina-Israel

Azhar 8 Oct 2023, 12:04
Perang Militer Hamas dengan Israel. Sumber: detik.com
Perang Militer Hamas dengan Israel. Sumber: detik.com

RIAU24.COM - Dunia dihebohkan oleh serangan besar-besaran yang dilesatkan Militer Hamas ke wilayah Israel, Sabtu 7 Oktober 2023.

Serangan dari Hamas ini dipicu ketidakadilan yang dialami warga Palestina. Fakta ini diungkapkan secara gamblang oleh Kementerian Luar Negeri Palestina baru-baru ini.

"Berlanjutnya ketidakadilan dan penindasan yang menimpa rakyat Palestina menjadi alasan dibalik situasi yang eksplosif ini dan ketiadaan perdamaian dan keamanan di kawasan," sebut Kementarian Luar Negeri Palestina melalui akun media sosial X.

Buntut serangan dari Militer Hamas, Israel membalas dengan melesatkan serangan melalui jet tempur ke Jalur Gaza.

Korbannya justru bukan dari kalangan para Militer Hamas, melainkan ratusan warga sipil termasuk dengan sengaja menyasar para medis, bahkan rumah sakit banyak menjadi korban.

Salah satunya menyerang Unit Gawat Darurat di Kompleks Medis Nasser di Khan Yunis, Selatan Jalur Gaza, menurut laporan Suara Palestina News.

Aksi keji negara penjajah Zionis ini bukan kali pertama terjadi. Bahkan sudah terlihat jelas sejak mereka menginjakkan kakinya di Palestina.

Terutama setelah Kekaisaran Ottoman kalah dalam Perang Dunia I atau tahun 1918, Palestina kemudian menjadi negara jajahan Inggris.

Kala itu, Liga Bangsa-Bangsa mengeluarkan perintah kepada Inggris untuk mengontrol kawasan Palestina dikutip dari tirto.id.

Termasuk memberikan mandat tentang ketentuan mendirikan tanah air nasional Yahudi di Palestina, mulai berlaku pada 1923.

Memasuki tahun 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengusulkan rencana untuk membagi wilayah Palestina menjadi dua bagian, yaitu sebagai negara Yahudi merdeka dan sebagai negara Palestina merdeka.

Sementara Kota Yerusalem, yang sama-sama diklaim oleh orang Yahudi dan warga Palestina, akan dijadikan wilayah internasional dengan status khusus.

Rencana tersebut lantas menuai kontroversi, para pemimpin Yahudi setuju, sementara mayoritas warga Palestina menolaknya.

Menurut warga Palestina, seharusnya mereka yang lebih banyak diberikan wilayah karena mewakili mayoritas penduduk.

Saat itu juga, mereka pun mulai membentuk pasukan sukarelawan di seluruh Palestina.

Memasuki tahun 1949, Inggris menarik diri dari Palestina dilanjutkan oleh aksi Israel yang secara terang-terangan mendeklarasikan diri sebagai negara merdeka di tanah Palestina.

Klaim merdeka itu lantas membuat warga Palestina merasa keberatan lalu berujung menjadi Perang Arab-Israel pada tahun 1948.

Begitu perang berakhir, Israel sudah dengan mudahnya menguasai sebagian besar wilayah bekas kekuasaan Inggris, termasuk menguasai sebagian besar wilayah Yerusalem.

Saat itu ada lebih dari setengah populasi orang-orang Palestina melarikan diri dan diusir paksa meninggalkan kampung halaman mereka.

Sementara Yordania menguasai Tepi Barat dan Mesir menguasai Gaza.

Berlanjut ke tahun 1967, atau dikenal sebagai Perang Enam Hari. Ketika itu Israel kembali berhasil merebut Jalur Gaza dan Semenanjung Sinai dari Mesir.

Israel juga merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah. Serta merebut Tepi Barat dan Yerusalem timur dari Yordania.

Setelah menang, Israel menawarkan diri untuk mengembalikan wilayah yang sudah mereka rebut itu dengan imbalan yakni warga Palestina harus mengakui hak Israel untuk hidup dan memberikan jaminan untuk hidup.

Namun, tawaran itu ditolak oleh para pemimpin Palestina dan mayoritas negara Arab lain.

Hanya Mesir yang kala itu mau merundingkan kembali Semenanjung Sinai dengan tawaran pengakuan diplomatik penuh atas Israel.

Seiring berjalannya waktu sudah tak terhitung lagi tanah-tanah Palestina yang dicomot Israel.

Hal ini terjadi karena Palestina tidak memiliki kendali penuh atas wilayahnya sendiri.

Tahukah, aksi keji Israel menjajah Palestina adalah perintah agama Yahudi?

Darwis atau yang lebih dikenal dengan nama pena Tere Liye membenarkan hal ini.

Bahkan Tere Liye memastikan aksi meludahi umat Kristen yang sempat menghebohkan beberapa waktu lalu juga bentuk perintah agama Yahudi.

"Never! Dunia selalu bilang: ini bukan perang agama, wah wah, berhentilah Deniela. Bagi Yahudi, menjajah Palestina jelas perintah agama," tulis Tere Liye dalam akun Instagram.

"Meludahi pendeta Kristen adalah kebenaran. Itu tradisi lama yang diajarkan oleh kepercayaan mereka (Yahudi)," tulis Tere Liye.

Agar aksi keji yang disebutkan diatas tidak diketahui dunia, orang-orang Israel melakukan berbagai macam propaganda.

Termasuk memutarbalikkan fakta dengan menyebut warga Palestina adalah penjajah yang ingin merebut tanah mereka.

"Adalah fakta di hati terdalam orang Yahudi mereka benci sekali dengan orang Islam dan Kristen. Dan itu bukan segelintir, termasuk pejabat mereka. Pemerintah Israel mengecam aksi meludah ini. Tapi well, dibelakang mereka tertawa lebar dengan teman sebangsanya," tulis Tere Liye.