Diserang Isu Dinasti Politik, Gibran: Kalau Nggak Suka, Jangan Dipilih 

Zuratul 17 Oct 2023, 11:30
Diserang Isu Dinasti Politik, Gibran: Kalau Nggak Suka, Jangan Dipilih. (X/Foto)
Diserang Isu Dinasti Politik, Gibran: Kalau Nggak Suka, Jangan Dipilih. (X/Foto)

RIAU24.COM -Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat ini sedang kencang-kencangnya diserang dengan isu dinasti.

Serangan makin kencang usai namanya jadi kandidat kuat menjadi Cawapres dari Prabowo Subianto. 

Menanggapi serangan tersebut, putra sulung Presiden Jokowi itu menjawab singkat. “Kalau nggak suka, jangan dipilih”.

Sebenarnya, isu politik dinasti bukan kali ini saja menerpa Gibran.

Diawal karier politiknya terjun sebagai Calon Wali Kota Solo, isu dinasti sudah dihembuskan lawan-lawan politiknya. 

Maklum, saat Gibran terjun ke politik, adik iparnya, Bobby Nasution juga memutuskan untuk maju sebagai Calon Wali Kota Medan. 

Keduanya terjun ke politik saat Jokowi masih berstatus sebagai Presiden RI.

Namun, isu itu menguap setelah Gibran dan Bobby terpilih sebagai Wali Kota. 

Isu dinasti kemudian makin tenggelam, setelah Gibran berhasil menunjukkan keberhasilannya memimpin Kota Solo. 

Pihak yang awalnya meragukan, berganti jadi simpatik atas prestasi yang ditoreh Gibran selama memimpin Solo.

Kini, menjelang Pilpres 2024, isu dinasti kembali muncul. 

Bahkan serangannya lebih keras lagi. Mereka yang menyerang bukan hanya dari lawan politik, tapi pihak-pihak yang dulu bagian dari pendukung Gibran atau Jokowi.

Kemarin, Senin (16/10/2023), saat semua orang sedang menunggu putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait usia Capres-Cawapres, Gibran didemo.

Puluhan orang mendatangi rumah dinas Wali Kota Solo Loji Gandrung untuk menggelar aksi topo bisu, yakni unjuk rasa tanpa orasi.

Mereka yang hadir memprotes soal isu dinasti. Bentuk protesnya dituangkan dalam berbagai poster dan spanduk yang dibentangkannya di rumah dinas Gibran

Salah satu spanduk bertuliskan ‘kami muak dengan politik dinasti’.

“Sesuai dengan moto istilahnya topo bisu, jadi saya tidak bisa memberi tahu atau pengarahan apa-apa. Terima kasih kepada pimpinan Kota Solo, jadi kami tidak bisa apa-apa tidak ada tendensi apa-apa cuma topo bisu,” ujar Koordinator aksi, Joko Suranto.

(***)