Satu-satunya Rumah Sakit Kanker Gaza Diblokade Total Israel, Bahan Bakar dan Obat-obatan Berkurang

Amastya 19 Oct 2023, 18:34
Satu-satunya Rumah Sakit Kanker Gaza diblokade total Israel /net
Satu-satunya Rumah Sakit Kanker Gaza diblokade total Israel /net

RIAU24.COM - Dunia masih shock setelah pembunuhan ratusan orang menyusul ledakan di Rumah Sakit al-Ahli Arab di Gaza. Sementara itu, rumah sakit lain di Jalur Gaza menderita krisis yang lambat, lebih tenang tetapi sama mendesaknya.

Satu-satunya rumah sakit onkologi Gaza menderita di bawah blokade total yang diberlakukan Israel, dan kehabisan bahan bakar, air dan obat-obatan.

Dua hari setelah konflik Israel-Hamas yang sedang berlangsung, Israel memberlakukan blokade total di Jalur Gaza. Ini secara efektif melarang pasokan penting, termasuk bahan bakar dan obat-obatan, memasuki wilayah tersebut.

"Kami berusaha untuk menjaga layanan penting," Dr Subhi Sukeyk, direktur Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina, mengatakan kepada Al Jazeera, menambahkan bahwa layanan seperti radiologi sudah terhenti.

Menurut Sukeyk, fasilitas itu kehabisan bahan bakar yang dibutuhkan untuk menjaga layanan penting rumah sakit tetap berjalan. Dia juga mengatakan bahwa rumah sakit kehabisan obat-obatan yang dibutuhkan untuk perawatan kemoterapi.

Listrik Gaza, yang sebagian bergantung pada saluran listrik Israel, telah terputus. Selain itu, pembangkit listrik lokal, yang bergantung pada impor bahan bakar Israel, ditutup lebih dari seminggu yang lalu karena pengepungan menyusul serangan 7 Oktober oleh Hamas, yang telah merenggut lebih dari 1.400 nyawa.

Di pihak Gaza, serangan udara Israel tanpa henti telah merenggut lebih dari 3.300 nyawa – sepertiga dari ini, menurut Al Jazeera, adalah anak-anak.

Mengapa rumah sakit kanker penting?

Dengan potensi penutupan satu-satunya rumah sakit kanker, jenis kehancuran yang berbeda mencengkeram Gaza.

Daerah kantong itu, sesuai laporan Al Jazeera mengutip data kementerian kesehatan Gaza, menampung lebih dari 9.000 pasien kanker.

Beroperasi hanya pada generator lokal, Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina sekarang tertatih-tatih di ambang penutupan.

Tingginya jumlah pasien membuat kelangsungan operasional rumah sakit menjadi masalah hidup dan mati.

"Unit perawatan intensif membutuhkan banyak listrik untuk beroperasi, dan begitu juga mesin oksigen," tegas Sukeyk, menyoroti kebutuhan kritis untuk menjaga fasilitas tetap beroperasi.

Penutupan akan membahayakan kehidupan pasien yang tak terhitung jumlahnya yang bergantung pada rumah sakit untuk perawatan kanker yang tepat waktu dan sangat diperlukan.

"Kemoterapi beberapa pasien harus ditunda. Tetapi mereka harus, mereka harus menjalani perawatan ini untuk mencegah tumor menyebar ke tubuh, dan organ mereka," tambah Sukeyk.

(***)