Menkes Singapura Sebut Status 'Blue Zone' di Negaranya Anomali, Kenapa?

Devi 19 Oct 2023, 19:19
Menkes Singapura Sebut Status 'Blue Zone' di Negaranya Anomali, Kenapa?
Menkes Singapura Sebut Status 'Blue Zone' di Negaranya Anomali, Kenapa?

RIAU24.COM -  Baru-baru ini, Singapura dinobatkan sebagai wilayah 'Blue Zone 2.0', mengacu pada tingginya harapan hidup warga di negara tersebut. Tercatat, Singapura memiliki jumlah penduduk dengan usia 100 tahun meningkat dua kali lipat dalam dekade terakhir. Kemudian sejak 1960, angka harapan hidup warganya juga meningkat sekitar 20 tahun.

Dalam simposium pada 12 Oktober ini, Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung menyinggung bahwa status blue zone di negaranya cenderung berbeda dengan negara-negara lainnya. Menurutnya, angka harapan hidup dan rentang kesehatan tertinggi di dunia yang kini dimiliki negaranya adalah sebuah anomali.

"Kebiasaan sehat yang baik tidak melekat dalam budaya dan gaya hidup tradisional kita. Singapura tidak seperti Okinawa atau Sardinia," ujar Ong Ye Kung dikutip dari Channel News Asia, Kamis (19/10/2023).

 "Sebaliknya, kami makan makanan yang kaya gula, garam, dan santan (santan dalam bahasa Melayu), seringkali digoreng; kita tidak diberkahi dengan hamparan alam luas yang mendorong aktivitas luar ruangan; laju kehidupan yang cepat dan penuh tekanan.Banyak keluarga yang menyendiri dan bahkan tidak berbicara dengan tetangga dekat mereka," sambungnya.

Selain itu, survei kesehatan terbaru juga menunjukkan bahwa bagi banyak orang di Singapura, kebiasaan sehari-hari mereka tak sepenuhnya kebiasaan baik. Bulan lalu, survei nutrisi yang dilakukan oleh Health Promotion Board menemukan sembilan dari 10 penduduk Singapura mengonsumsi terlalu banyak garam, dan asupan garam mereka meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Kemudian, survei kesehatan nasional lainnya menemukan bahwa prevalensi hipertensi, atau tekanan darah tinggi, meningkat hampir dua kali lipat di kalangan masyarakat Singapura sejak 2010.

Penduduk Singapura juga terpantau makan lebih banyak. Sementara itu, proporsi penduduk yang cukup berolahraga, setidaknya 150 menit aktivitas fisik dalam seminggu, telah menurun secara signifikan dari 85 persen pada 2019 menjadi 75 persen pada tahun lalu. ***